sistem akuntansi yg dirancang & dijalankan
secara baik menjamin dilakukannya prinsip stewardship & accountability dg
baik pula. Teknik akuntansi sektor publik terdiri
atas:
1. Budgetary
accounting 4 cash accounting
2. Commitment.accounting
5 accrual accounting
3. Fund
accounting
Teori
akuntansi sektor publik (tasp)
teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan,
terutama pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Suatu teori perlu didukung
oleh berbgai riset yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji
kebenarannya. Teori memiliki tiga karakteristik dasar, yaitu :
1) kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the
ability of explain)
2)
kemampuan untuk memprediksi (the ability of
predict)
3) kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena).
Pada dasarnya
terdapat tiga tujuan mempelajari teori akuntansi, yaitu :
1) untuk memahami praktik akuntansi yang saat ini ada
2)
mempelajari kelemahan dan kekurangan dari
praktik akuntansi yang saat ini dilakukan
3) memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.
Constraints
asp utk menghasilkan lap. Keuangan yg relevan & reliable:
1. objektivitas
4 tepat waktu
2. konsistensi
5 ekonomis dlm penyajian laporan
3. daya
banding 6 materialitas
untuk
menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dapat diandalkan,
terdapat beberapa kendala (constraints) yang dihadapi akuntansi sektor publik.
Hambatan tersebut adalah :
Objektivitas
à
Lap. Keuangan disajikan manajemen utk melaporkan
kinerja yg telah dicapai manajemen selama periode waktu ttt kpd pihak eksternal
yg mjd stakeholder organisasi. Objektivitas diperlukan krn adanya benturan
kepentingan antara manajemen dg stakeholder.
à
Objektivitas juga dpt dijelaskan mll contracting
theory yg menghasilkan agency relationship. Agency problem
muncul krn adanya opportunistic behaviour agen,
yi perilaku manajemen/agen utk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yg
mungkin berlawanan dg kepentingan prinsipal.
à
Teknik akuntansi yg digunakan manajemen hrs
memiliki derajat objektivitas yg dpt diterima semua pihak yg mjd stakeholder.
Konsistensi
à
Konsistensi adl penggunaan metoda/teknik
akuntansi yg sama utk menghasilkan lap. Keuangan organisasi selama bbrp periode
waktu scr berturut-turut.
à
Tujuannya adl agar lap. Keuangan dpt
diperbandingkan kinerjanya dari th ke th, krn prinsip going concern
Daya
banding
à
Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat
diperbandingkan antar periode waktu dan dg instansi lain yg sejenis.
à
Daya banding berarti lap. Keuangan dpt digunakan
untuk membandingkan kinerja organisasi dg organisasi lain yg sejenis.
Kendala
daya banding terkait dg:
1. Objektivitas
krn semakin objektif lap. Keuangan akan semakin tinggi daya bandingnya
2. Konsistensi
krn adanya alternatif penggunaan metoda akuntansi juga dpt menyulitkan
tercapainya daya banding.
Tepat
waktu
à
lap. Keuangan hrs disajikan tepat waktu agar dpt
digunakan sbg dasar pengambilan Keputusan ekonomi, sosial & politik serta
utk menghindari tertunda Pengambilan keputusan tsb.
kendala:
semakin banyak kebutuhan informasi, semakin banyak waktu yg Dibutuhkan shg dpt
membuat informasi tsb tak relevan
Ekonomis
dalam penyajian laporan
à
penyajian lap. Keuangan membutuhkan biaya,
semakin banyak informasi dibutuhkan Semakin besar pula biayanya.
kendala: berarti
bahwa manfaat yg diperoleh hrs lebih besar dari biaya yg Dikeluarkan utk
menghasilkan laporan tsb.
Materialitas
à
informasi dianggap material bila mempengaruhi
keputusan, atau jika Informasi tsb dihilangkan akan menghasilkan keputusan yg
berbeda.
à
penentuan materialitas bersifat subjective
judgement, mrp professional Judgement yg mendasarkan pd teknik
TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Terdapat lima teknik akuntansi keuangan
yang dapat diadopsi oleh sektor publik. Pada dasarnya kelima teknik akuntansi
tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan salah satu
teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak penggunaan teknik yang lain.
Berikut adalah teknik-teknik akuntansi tersebut :
1.
Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan
teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual
dan dicatat secara berpasangan (double entry). Akuntansi anggaran merupakan
praktik akuntansi yang banyak digunakan organisasi sektor publik, khususnya
pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama
dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkan
terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan,
maka akun tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan
jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat
membandingkan secara sistematik dan kontinyu jumlah anggaran dengan realisasi
anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah untuk mmenekankan peran anggaran dalam
siklus perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
2.
Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen adalah sistem
akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan.
Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan akuntansi kas atau
akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian
anggaran. Agar manajer dapat mengendalikan anggara, ia perlu mengetahui berapa
besar anggaran yang dilaksanakan jika dihitung berdasarkan order yang telah
dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia
dapat dengan mudah menghabiskan anggaran ( Dengan menerima akun atas faktur
yang diterima atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah menghabiskan anggaran
(overcommit). Manajer yang teliti akan tahu bahwa akun-akun tidak memasukkan
order yang dikeluarkan yang mana faktur belum diterima dan oleh karena itu ia
membuat catatan sendiri agar ia tidak melakukan pemborosan anngaran.
3.
Akuntansi Dana
Akuntansi dana merupakan salah satu
alternatif sistem akuntansi di sektor publik yang dikembangkan dari basis kas
dan prosedur pengendalian anggaran. Disektor publik, dana kas cukup penting dan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya dana kas sangat
mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik. Jadi, sistem akuntansi harus
memprioritaskan pada pengelolaan dana kas.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan
pada organisasi sektor publik, yaitu :
1.
Dana yang dapat
dibelanjakan (expendable fund) : digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang,
perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan
yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada
organisasi pemerintah (governmental funds).
2.
Dana yang tidak
dapat dibelanjakan (nonexpendable funds) : untuk mencatat pendapatan, biaya,
aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana
ini digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds).
4.
Akuntansi Kas
Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus
kas masuk dan kas keluar. Rekening keuangan akhir akan dirangkum dalam buku
kas. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil dan
obyektif. Namun demikian, GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena
tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat
efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan, program, atau aktivitas tidak dapat
diukur dengan baik. Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat
sebagai pendapatan (revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal
tersebut, kebanyakan sistem kas tidak hanya mengakui kas saja, akan tetapi juga
aktiva dan utang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun demikian,
koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu,
obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang
dikeluarkan tidak tampak dalam catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo
yang tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal tersebut dapat menyebabkan pemborosan
anggaran (unwise expenditure atau overspending).
5.
Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik
daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat
menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat,
komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan
politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda antara proprietary fund (full
accrual) dengan governmental funds (modified accrual) karena biaya (expense)
diukur dalam proprietary fund, sedangkan expenditur difokusnya pada general
fund. Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periode
akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan
selama periode akuntansi. Karena governmental fund tidak memiliki catatan modal
dan utang (dicatat/dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang),
expenditure yang diukur, bukan expense.
Berbeda dengan governmental fund,yang menjadi kepentingan proprietary
fund dan juga organisasi bisnis adalah net income. Full accrual accounting
digunakan untuk mencatat revenue ketika diperoleh (earned) pada saat terjadi
(incurred). Dengan kata lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa
memandang kapan pembayaran dilakukan.
Perbedaan akuntansi berbasis kas dengan
akuntansi berbasis akrual dapat dilihat sebagai berikut.
1.
Basis kas :
penerimaan kas-pengeluaran kas =perubahan kas.
2.
Basis akrual :
Pendapatan (income)- biaya-biaya= rugi/laba(surplus/defisit)
3.
Pendapatan (income)
:penerimaan kas selama satu periode akuntansi-saldo awal piutang+saldo akhir
piutang
4.
Biaya : kas yang
dibayarkan selama satu periode akuntansi- saldo awal utang+ saldo akhir utang.
5.
Beberapa negara
telah mereformasi akuntansi sektor publik di limgkungan mereka, terutama
perubahan dari cash basis menjadi accrual basis. Tujuan pengenalan accrual
basis ini adalah untuk memfasilitasi transparansi yang lebih besar pada
organisasi pemerintah dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Single Entry dan Doubled Entry
Single entry pada awalnya digunakan
sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktisan.
Seiring dengan semakin tingginya tuntutan diciptakannya good governance yang
berarti tuntutan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan organisasi sektor publik, perubahan sistem single entry menjadi
doubled entry dipandang sebagai solusi mendesak untuk diterapkan. Hal tersebut
dikarenakan penggunaan single entry tidak dapat memberikan informasi yang
komprehensif dan mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.
Pengaplikasian pencatatan transaksi
dengan sistem double entry ditujukan untuk menghasilkan laporan yang auditable
dan traceable. Kedua hal ini merupakan faktor utama untuk menghasilkan
informasi keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dengan
sistem double entry, maka dapat dilakukan pengukuran kinerja secara lebih tepat
0 komentar:
Posting Komentar