Rabu, 16 Oktober 2013

TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

                sistem akuntansi yg dirancang & dijalankan secara baik menjamin dilakukannya prinsip stewardship & accountability dg baik pula. Teknik akuntansi sektor publik terdiri atas:
1.       Budgetary accounting 4 cash accounting
2.       Commitment.accounting 5 accrual accounting
3.       Fund accounting
Teori akuntansi sektor publik (tasp)
                teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Suatu teori perlu didukung oleh berbgai riset yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji kebenarannya. Teori memiliki tiga karakteristik dasar, yaitu :
1)      kemampuan untuk menerangkan atau menjelaskan fenomena yang ada (the ability of explain)
2)       kemampuan untuk memprediksi (the ability of predict)
3)      kemampuan mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomena).
Pada dasarnya terdapat tiga tujuan mempelajari teori akuntansi, yaitu :
1)      untuk memahami praktik akuntansi yang saat ini ada
2)       mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi yang saat ini dilakukan
3)      memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.
Constraints asp utk menghasilkan lap. Keuangan yg relevan & reliable:
1.       objektivitas 4 tepat waktu
2.       konsistensi 5 ekonomis dlm penyajian laporan
3.       daya banding 6 materialitas
        untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala (constraints) yang dihadapi akuntansi sektor publik. Hambatan tersebut adalah :
Objektivitas
à Lap. Keuangan disajikan manajemen utk melaporkan kinerja yg telah dicapai manajemen selama periode waktu ttt kpd pihak eksternal yg mjd stakeholder organisasi. Objektivitas diperlukan krn adanya benturan kepentingan antara manajemen dg stakeholder.
à Objektivitas juga dpt dijelaskan mll contracting theory yg menghasilkan agency relationship. Agency problem muncul krn adanya opportunistic behaviour agen, yi perilaku manajemen/agen utk memaksimumkan kesejahteraannya sendiri yg mungkin berlawanan dg kepentingan prinsipal.
à Teknik akuntansi yg digunakan manajemen hrs memiliki derajat objektivitas yg dpt diterima semua pihak yg mjd stakeholder.
Konsistensi
à Konsistensi adl penggunaan metoda/teknik akuntansi yg sama utk menghasilkan lap. Keuangan organisasi selama bbrp periode waktu scr berturut-turut.
à Tujuannya adl agar lap. Keuangan dpt diperbandingkan kinerjanya dari th ke th, krn prinsip going concern
Daya banding
à Laporan keuangan sektor publik hendaknya dapat diperbandingkan antar periode waktu dan dg instansi lain yg sejenis.
à Daya banding berarti lap. Keuangan dpt digunakan untuk membandingkan kinerja organisasi dg organisasi lain yg sejenis.
Kendala daya banding terkait dg:
1.       Objektivitas krn semakin objektif lap. Keuangan akan semakin tinggi daya bandingnya
2.       Konsistensi krn adanya alternatif penggunaan metoda akuntansi juga dpt menyulitkan tercapainya daya banding.
Tepat waktu
à lap. Keuangan hrs disajikan tepat waktu agar dpt digunakan sbg dasar pengambilan Keputusan ekonomi, sosial & politik serta utk menghindari tertunda Pengambilan keputusan tsb.
kendala: semakin banyak kebutuhan informasi, semakin banyak waktu yg Dibutuhkan shg dpt membuat informasi tsb tak relevan
Ekonomis dalam penyajian laporan
à penyajian lap. Keuangan membutuhkan biaya, semakin banyak informasi dibutuhkan Semakin besar pula biayanya.
kendala: berarti bahwa manfaat yg diperoleh hrs lebih besar dari biaya yg Dikeluarkan utk menghasilkan laporan tsb.
Materialitas
à informasi dianggap material bila mempengaruhi keputusan, atau jika Informasi tsb dihilangkan akan menghasilkan keputusan yg berbeda.
à penentuan materialitas bersifat subjective judgement, mrp professional Judgement yg mendasarkan pd teknik

TEKNIK-TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
Terdapat lima teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik. Pada dasarnya kelima teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually exclusive. Artinya, penggunaan salah satu teknik akuntansi tersebut tidak berarti menolak penggunaan teknik yang lain.
Berikut adalah teknik-teknik akuntansi tersebut :
1.       Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan (double entry). Akuntansi anggaran merupakan praktik akuntansi yang banyak digunakan organisasi sektor publik, khususnya pemerintahan, yang mencatat dan menyajikan akun operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikreditkan terhadap akun yang sesuai kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka akun tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat membandingkan secara sistematik dan kontinyu jumlah anggaran dengan realisasi anggaran. Tujuan utama teknik ini adalah untuk mmenekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengendalian, dan akuntabilitas.
2.        Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Akuntansi komitmen dapat digunakan bersama-sama dengan akuntansi kas atau akuntansi akrual. Tujuan utama akuntansi komitmen adalah untuk pengendalian anggaran. Agar manajer dapat mengendalikan anggara, ia perlu mengetahui berapa besar anggaran yang dilaksanakan jika dihitung berdasarkan order yang telah dikeluarkan. Dengan menerima akun atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah menghabiskan anggaran ( Dengan menerima akun atas faktur yang diterima atau dibayarkan, ia dapat dengan mudah menghabiskan anggaran (overcommit). Manajer yang teliti akan tahu bahwa akun-akun tidak memasukkan order yang dikeluarkan yang mana faktur belum diterima dan oleh karena itu ia membuat catatan sendiri agar ia tidak melakukan pemborosan anngaran.
3.        Akuntansi Dana
Akuntansi dana merupakan salah satu alternatif sistem akuntansi di sektor publik yang dikembangkan dari basis kas dan prosedur pengendalian anggaran. Disektor publik, dana kas cukup penting dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Besarnya dana kas sangat mempengaruhi anggaran organisasi sektor publik. Jadi, sistem akuntansi harus memprioritaskan pada pengelolaan dana kas.
Terdapat dua jenis dana yang digunakan pada organisasi sektor publik, yaitu :
1.                   Dana yang dapat dibelanjakan (expendable fund) : digunakan untuk mencatat nilai aktiva, utang, perubahan aktiva bersih, dan saldo dana yang dapat dibelanjakan untuk kegiatan yang tidak bertujuan mencari laba. Jenis akuntansi dana ini digunakan pada organisasi pemerintah (governmental funds).
2.                   Dana yang tidak dapat dibelanjakan (nonexpendable funds) : untuk mencatat pendapatan, biaya, aktiva, utang, dan modal untuk kegiatan yang sifatnya mencari laba. Jenis dana ini digunakan pada organisasi bisnis (proprietary funds).

4.       Akuntansi Kas
Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar. Rekening keuangan akhir akan dirangkum dalam buku kas. Kelebihan cash basis adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil dan obyektif. Namun demikian, GAAP tidak menganjurkan pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya. Dengan cash basis, tingkat efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan, program, atau aktivitas tidak dapat diukur dengan baik. Sebagai contoh, penerimaan kas dari pinjaman akan dicatat sebagai pendapatan (revenue) bukan sebagai utang. Untuk mengoreksi hal tersebut, kebanyakan sistem kas tidak hanya mengakui kas saja, akan tetapi juga aktiva dan utang yang timbul sebelum terjadi transaksi kas. Namun demikian, koreksi semacam ini tidak dapat mengubah kenyataan bahwa pada setiap waktu, obligasi yang beredar dalam bentuk kontrak atau order pembelian yang dikeluarkan tidak tampak dalam catatan akuntansi. Konsekuensinya adalah saldo yang tercatat akan dicatat lebih (overstated). Hal tersebut dapat menyebabkan pemborosan anggaran (unwise expenditure atau overspending).
5.       Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Teknik akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Basis akrual diterapkan agak berbeda antara proprietary fund (full accrual) dengan governmental funds (modified accrual) karena biaya (expense) diukur dalam proprietary fund, sedangkan expenditur difokusnya pada general fund. Expense adalah jumlah sumber daya yang dikonsumsi selama periode akuntansi. Expenditure adalah jumlah kas yang dikeluarkan atau akan dikeluarkan selama periode akuntansi. Karena governmental fund tidak memiliki catatan modal dan utang (dicatat/dikategorikan dalam aktiva tetap dan utang jangka panjang), expenditure yang diukur, bukan expense.
Berbeda dengan governmental fund,yang menjadi kepentingan proprietary fund dan juga organisasi bisnis adalah net income. Full accrual accounting digunakan untuk mencatat revenue ketika diperoleh (earned) pada saat terjadi (incurred). Dengan kata lain, biaya dicatat ketika utang terjadi tanpa memandang kapan pembayaran dilakukan.
Perbedaan akuntansi berbasis kas dengan akuntansi berbasis akrual dapat dilihat sebagai berikut.
1.                    Basis kas : penerimaan kas-pengeluaran kas =perubahan kas.
2.                    Basis akrual : Pendapatan (income)- biaya-biaya= rugi/laba(surplus/defisit)
3.                    Pendapatan (income) :penerimaan kas selama satu periode akuntansi-saldo awal piutang+saldo akhir piutang
4.                    Biaya : kas yang dibayarkan selama satu periode akuntansi- saldo awal utang+ saldo akhir utang.
5.                    Beberapa negara telah mereformasi akuntansi sektor publik di limgkungan mereka, terutama perubahan dari cash basis menjadi accrual basis. Tujuan pengenalan accrual basis ini adalah untuk memfasilitasi transparansi yang lebih besar pada organisasi pemerintah dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.

Single Entry dan Doubled Entry
Single entry pada awalnya digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan utama demi kemudahan dan kepraktisan. Seiring dengan semakin tingginya tuntutan diciptakannya good governance yang berarti tuntutan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan organisasi sektor publik, perubahan sistem single entry menjadi doubled entry dipandang sebagai solusi mendesak untuk diterapkan. Hal tersebut dikarenakan penggunaan single entry tidak dapat memberikan informasi yang komprehensif dan mencerminkan kinerja yang sesungguhnya.

Pengaplikasian pencatatan transaksi dengan sistem double entry ditujukan untuk menghasilkan laporan yang auditable dan traceable. Kedua hal ini merupakan faktor utama untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Dengan sistem double entry, maka dapat dilakukan pengukuran kinerja secara lebih tepat

0 komentar:

Posting Komentar