1. PROSES TRANSAKSI
Siklus Transaksi
Terdapat
tiga siklus transaksi yang memproses sebagian besar aktivitas ekonomi
perusahaan, yaitu pengeluaran, siklus konversi, dan siklus pendapatan.
·
Siklus
Pengeluaran
Terdapat subsistem utama dari siklus pengeluaran :
1. Sistem Pembelian/Utang Dagang
(membeli bahan mentah, dimana ketika barang diterima akan mempengaruhi dagang).
2.
Sistem
Pengeluaran Kas (apabila tanggal jatuh tempo pada utang dagang telah ditiba maka akan dilakukan
pengeluran kas untuk memenuhi kewajiban).
3.
Sistem Gaji
(pengumpulan data pemakaian tenaga kerja dari setiap pegawai – menghitung gaji
– mengeluarkan cek pembayaran)
4.
Sistem
Aktiva Tetap (sistem yang berkaitan dengan transaksi – transaksi akuisasi,
pemeliharaan dan penghentian aktifa tetap / tanah,gedung dan perabotan) persediaan
dan utang
·
Siklus
Konversi
Siklus Konversi ; menyediakan nilai
tambah pada barang atau jasa. Dibentuk oleh 2 subsistem utama :
-
Sistem
Produksi, melibatkan perencanaan, penjadwalan dan control (penetapan kebutuhan
bahan mentah, otorisasi kerja yang harus dilakukan).
-
Sistem
Akuntansi Biaya, memonitor arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi
(anggaran, kontrol biaya, pelaporan kinerja).
·
Siklus
Pendapatan
Memiliki 2 subsistem utama, yaitu :
pemrosesan pesanan penjualan dan penerimaan kas.
A.
Pencatatan Akuntansi
~
Siklus
Manual
Bagian
ini mendeskripsikan tujuan setiap jenis catatan akuntansi yang digunakan dalam
siklus transaksi. Pembahasan akan dimulai dengan pencatatan tradisional yang
digunakan dalam sistem manual (dokumen, jurnal dan buku besar)
a. Dokumen, menyediakan
bukti dari kegiatan ekonomi dan dapat digunakan untuk memulai pemrosesan
transaksi. Tiga jenis dokumen yaitu:
·
Dokumen
sumber, digunakan untuk menangkap dan memformalisasi data transaksi yang
diperlukan untuk memproses siklus transaksi
·
Dokumen
produk, merupakan hasil dari pemrosesan transaksi, bukan dokumen yang memicu
mekanisme proses
·
Dokumen
perputaran, adalah dokumen produk dari satu sistem yang menjadi dokumen sumber
dari sistem lainnya
b. Jurnal, catatan ayat -
ayat secara kronologis. Terdapat dua jenis jurnal :
·
Jurnal
khusus, digunakan untuk mencatat kelas transaksi khusu yang muncul dalam volume
besar
·
Jurnal
umum. Perusahaan menggunakan jurnal umum untuk memcatat transaksi yang jarang
terjadi atau yang tidak sama.
c.
Buku
besar, adalah buku akun keuangan, yang mencerminkan pengaruh keuangan dari
transaksi setelah dibukukan dari berbagai jurnal. Terdapat dua jenis buku
besar: (1) buku besar umum, yang berisi informasi akun perusahaan dalam bentuk
rangkuman dari akun pengendali, dan (2) buku besar pembantu, yang berisi
perincian akun individual yang membentuk akun pengendali tertentu.
.
Jejak Audit
Untuk menelusuri transaksi dari dokumen sumber ke
laporan keuangan. Di antara berbagai tujuan dari jejak audit, yang paling
penting bagi akuntan adalah audit akhir tahun. Jejak audit bereperan penting
dalam proses pengujian akun dan transaksi utama perusahaan untuk sampai pada
opini keseluruhan tentang kelayakan penyajian laporan keuangan.
B. Sistem
Berbasis Komputer
Untuk merecord akuntansi dalam sistem dapat disajikan
dalam 4 jenis file magnetis:
1. File Master, nilai data – data dalam
file induk diperbaharui dari transaksi, contohnya buku besar umum dan buku
besar pembantu.
2. File
Transaksi, file sementara yang menyimpan record transaksi yang akan digunakan
untuk merubah atau memperbarui data dalam file induk.
3. File
Referensi, menyimpan data yang digunakan sebagai standar untuk memproses
transaksi, misalnya program pembayaran gaji, yang dijadikan standar untuk penghitungan
pajak.
4. File Arsip,
dipertahankan untuk referensi akan datang. berisi record – record tentang
transaksi masa lalu yang
Jejak Audit
Digital
Sama dengan jejak kertas, jejak audit digital
memungkinkan penelusuran transaksi. Auditor yang berusaha untuk mengevaluasi
akurasin dari angka piutang yang dipublikasikan dalam neraca, dapat
melakukannya melalui langkah-langkah berikut ini :
1. Membandingkan
saldo akun transaksi pada neraca dengan saldo akun control di file induk.
2. Rekonsiliasikan
angka kontrol dengan total akun pembantu.
3. Pilih
sampel dari jurnal – jurnal yang diperbaharui dengan akun – akun di buku besar
pembantu dan telesuri transaksi dalam file arsip.
4. Verifikasi
dan konfirmasi akurasi dan ketepatan dokumen.
C. Teknik
Dokumentasi
Ada lima teknik dokumentasi
dasar yang diperkenalkan dalam bagian ini, yaitu: diagram arus data, diagram
relasi entitas, bagan alir sistem, bagan alir program, dan diagram tata letak
record.
1. Diagram arus data,
menggunakan symbol untuk menyajikan entitas, proses, arus data, dan penyimpanan
data yang berkaitan dengan suatu sistem.
2. Diagram relasi entitas,
teknik dokumentasi yang digunakan untuk menyajikan relasi antara entitas.
3. Bagan alir sistem,
adalah representasi grafis dari sistem yang mendeskripsikan relasi fisik.
Elemen yang termasuk departemen organisasional, sistem manual, catatan
akuntansi (dokumen, jurnal, buku besar, dan file)
4. Bagan alir program,
menyediakan perincian yang penting untuk melakukan audit teknologi informasi .
5. Diagram tata letak
record, digunakan untuk mengungkapkan struktur internal record yang membentuk
file atau tabel basis data. Diagram tata letak biasanya menunjukkan nama, jenis
data, dan panjang setiap atribut (atau field) dalam record.
C.
Sistem Akuntansi
Berbasis Komputer
Bagian terakhir dari bab ini
membahas model pemrosesan transaksi alternatif yang berbasis computer. Sistem
akuntansi berbasis computer dibagi menjadi dua kelompok besar: sistem batch dan
sistem real-time.
Perbedaan
antara sistem batch dan real-time
~
Informasi Jeda waktu. Sistem batch menyusun
transaksi ke dalam kelompok untuk pemrosesan. Sistem real-time memproses
transaksi secara individual pada saat peristiwa muncul.
~
Sumber daya. Secara umum sistem
batch memerlukan lebih sedikit sumber daya (seperti biaya pemrograman, waktu
computer, dan pelatihan bagi pengguna) daripada sistem real-time. Sistem
real-time menggunakan file akses langsung memerlukan peralatan penyimpanannya
yang lebih mahal, seperti cakram magnetis.
~
Efisiensi Operasional. Sistem pemrosesan
real-time yang menangani sejumlah besar transaksi setiap hari dapat menciptakan
ketidakefisienan operasional. Namun demikian, pemrosesan batch dari akun yang
nonkritis memperbaiki efisiensi operasional dengan mengeliminasi aktivitas yang
tidak diperlukan pada saat-saat penting dalam pemrosesan.
Pendekatan
Pemrosesan Data Alternatif
~
Sistem
Warisan Versus Sistem Modern
Tidak
semua organisasi menggunakan sistem informasi modern. Dalam bab 1, dijelaskan
bahwa sistem warisan umumnya memiliki fitur berikut ini: memiliki aplikasi
berbasis mainframe, berorientasi pada batch, sistem warisan yang awal
menggunakan file datar untuk pentimpanan data, namun basis data hierarkis dan
jaringan sering berkaitan dengan era sistem warisan yang lebih maju.
Sistem
modern cenderung berbasis klien-server (jaringan) dan memproses transaksi
secara real-time. Meskipun ini merupakan tren di banyak organisasi, pembaca
perlu menyadari bahwa banyak sistem modern yang berbasis mainframe dan
menggunakan pemrosesan batch
~
Pembaruan
File Master dari Transaksi
Baik
pemrosesan batch maupun pemrosesan real-time yang digunakan, pembaruan record
file utama mencakup perubahan nilai dari satu beberapa field untuk mereflsikan
pengaruh dari suatu transaksi.
Pemrosesan Batch Dengan
Menggunakan Pengumpulan Data Secara Real-Time
Pendekatan
pemrosesan data yang popular, khususnya untuk perusahaan besar adalah menangkap
secara elektronik data transaksi pada sumbernya ketika terjadi. Dengan
mendistribusikan kemampuan input data ke pengguna, kesalahan transaksi tertentu
bisa dicegah atau dideteksi dan dikoreksi pada sumbernya. Hasilnya adalah file
transaksi yang bebas dari kebanyakan kesalahan yang sering terjadi pada sistem
warisan lama. File transaksi kemudian diproses dengan cara batch untuk mencapai
efisiensi operasional
Pemrosesan Real - Time
Sistem
real-time memproses seluruh transaksi pada saat terjadi. Sistem semacam ini
memiliki banyak potensi keuntungan, termasuk perbaikan produktivitas,
pengurangan persediaan, peningkatan perputaran persediaan, pengurangan jeda dalam
penagihan pelanggan, dan perbaikan keputusan pelanggan. Pemrosesan real-time
sesuai dengan sistem yang memproses volume transaksi yang rendah dan yang tidak
saling berbagi record umum. Sistem ini menggunakan teknologi local are network
(LAN) dan wide are network (WAN).
Diagram Tata
Letak Record
Digunakan untuk mengungkapkan struktur internal record yang membentuk file atau tabel basis data. Diagram tata
letak biasanya menunjukkan nama, jenis data, dan panjang setiap atribut dalam record. Informasi struktur data yang
terperinci diperlukan untuk tugas-tugas seperti identifikasi jenis-jenis
tertentu kegagalan sistem, analisis laporan kesalahan, dan desain uji logika
komputer untuk tujuan audit dan debugging.
D. Skema pengkodean data
Sebuah Sistem Dengan Kode
Masalah
ini dipecahkan, atau setidaknya sangat berkurang, dengan menggunakan kode untuk
mewakili setiap item dalam persediaan dan rekening pemasok. Kegunaan lain dari
data coding di SIA adalah untuk:
1. Mewakili sejumlah besar informasi kompleks yang seharusnya
dapat diatur.
2. Menyediakan sarana pertanggungjawaban atas kelengkapan
transaksi diproses.
3. Mengidentifikasi transaksi yang unik dan rekening dalam
kehidupan.
4. Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang
efektif.
Skema
Kode Numeric dan Abjak
·
Kode Sekuensial, merupakan item dalam beberapa berurutan (menaik atau
menurun). Sebuah aplikasi umum dari sekuensial numerik adalah prenumbering
dokumen sumber.
Keuntungan. Kode sekuensial mendukung rekonsiliasi batch transaksi, seperti pesanan penjualan, pada akhir pengolahan.
Keuntungan. Kode sekuensial mendukung rekonsiliasi batch transaksi, seperti pesanan penjualan, pada akhir pengolahan.
Kekurangan.
Kode sekuensial tidak membawa kandungan informasi di luar pesanan mereka dalam
urutan. Juga, skema pengkodean berurutan yang sulit untuk berubah.
·
Kode Block. Sebuah blok kode numerik adalah variasi pada pengkodean
berurutan yang sebagian obat kelemahan baru saja dijelaskan. Pendekatan ini
dapat digunakan untuk mewakili kelas seluruh item dengan membatasi setiap kelas
untuk rentang tertentu dalam kode skema.
Keuntungan.
Blok coding memungkinkan untuk penyisipan kode baru di dalam blok tanpa harus
merombak struktur coding keseluruhan.
Kekurangan.
seperti dengan kode sekuensial, isi informasi jika kode blok adalah tidak mudah
terlihat.
·
Grup Kode. Kode kelompok numerik digunakan untuk mewakili item kompleks
atau peristiwa yang melibatkan dua atau lebih lembar data terkait.
Keuntungan.Kode kelompok memfasilitasi representasi dari sejumlah besar data yang beragam. dan memungkinkan struktur data yang kompleks untuk diwakili dalam bentuk hirarki yang logis dan lebih mudah diingat oleh manusia.
Keuntungan.Kode kelompok memfasilitasi representasi dari sejumlah besar data yang beragam. dan memungkinkan struktur data yang kompleks untuk diwakili dalam bentuk hirarki yang logis dan lebih mudah diingat oleh manusia.
·
Abjad Kode. Kode abjad digunakan untuk banyak tujuan yang sama dengan
kode numerik. karakter abjad dapat diberikan secara berurutan atau dapat
digunakan dalam teknik blok dan kelompok coding.
Keuntungan.
kapasitas untuk mewakili angka besar item meningkat secara dramatis melalui
penggunaan kode abjad murni atau abjad tertanam dalam kode numerik.
Kekurangan.
kelemahan utama dengan coding abjad adalah
1. Sebagai dengan kode numerik, ada sulit merasionalisasi arti
kode-kode yang telah ditugaskan secara berurutan
2. Pengguna cenderung memiliki catatan menyortir sulit yang
dikodekan berdasarkan abjad
·
Kode Mnemonic. adalah karakter abjad dalam bentuk akronim dan kombinasi
lainnya yang menyampaikan makna.
Keuntungan.
skema coding mnemonic tidak memerlukan pengguna untuk menghafal arti; kode itu
sendiri menyampaikan tingkat tinggi informasi tentang mereka yang diwakili.
Kekurangan.
meskipun kode mnemonic berguna untuk mewakili kelas jika item, mereka memiliki
kemampuan terbatas untuk mewakili item dalam kelas.
2.
KONSEP DAN PROSEDUR
PENGENDALIAN INTERNAL.
Pembuatan dan pemeliharaan
sistem pengendalian internal adalah kewajiban pihak manajemen yang penting.
Aspek mendasarkan dari tanggung jawab penyediaan informasi pihak manajemen
adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi pemegang saham bahwa perusahaan
dikendalikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen memiliki tanggung jawab
untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi keuangan
yang andal secara tepat waktu, sistem pengendalian internal yang memadai
penting bagi pihak manajemen untuk melakukan kewajiban ini.
C.1
Konsep Pengendalian Internal (Internal control system) terdiri atas berbagai
kebijakan, praktik, dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai
empat tujuan umumnya:
1. Menjaga aktiva perusahaan.
2. Memastikan akurasi dan
keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3. Mendorong efisiensi dalam
operasional.
4. Mengukur kesesuaian dengan
kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
Memodifikasi Asumsi.
Hal
yang terdapat berbagai tujuan pengendalian ini adalah empat asumsi dasar tambahan yang membimbing para desainer
serta auditor sistem pengendalian internal.
•
Tanggung Jawab Manajemen. Konsep ini meyakini bahwa pembuatan dan pemeliharaan
sistem pengendalian internal adalah tanggung jawab pihak manajemen (management
responsibilty).
•
Jaminan yang wajar. Sistem pengendalian internal harus menyediakan jaminan yang
wajar (reasonable assurance) bahwa keempat tujuan umum pengendalian internal
terpenuhi secara efektif dari segi biaya. Ini berarti bahwa tidak ada sistem
pengendalian internal yang sempurna dan bahwa biaya untuk mencapai pengendalian
yang lebih baik tidak boleh melebihi manfaatnya.
•
Metode keterbatasan dalam efektivitasnya. Hal ini meliputi (1) kemungkinan
kesalahan tidak ada sistem yang sempurna, (2) pelanggaran-personel dapat
melanggar sistem melalui kolusi atau cara lain, (3) pelanggaran manajemen-pihak
manajemen berada dalam posisi melanggar prosedur pengendalian dengan secara
pribadi menyimpangkan transaksi atau dengan mengarahkan bawahan, untuk
melakukan hal tersebut, dan (4) berubahnya kondisi-kondisi dapat berubah dengan
berjalannya waktu hingga pengendalian yang ada menjadi tidak berjalan.
Eksposur
dan Risiko
Sistem
pengendalian internal sebagai pelindung yang melindungi aktiva perusahaan dari
banyaknya peristiwa yang tidak diinginkan yang menyerangkan perusahaan. Ini
semua meliputi usaha untuk akses secara tidak sah ke Aktiva perusahaan
(termasuk informasi): penipuan yang dilakukan oleh orang dalam dan luar
perusahan; kesalahan karena karyawan tidak kompeten, program komputer salah,
dan data input yang rusak; serta tindakan yang salah,seperti akses tidak sah
oleh backer komputer, serta ancaman virus komputer yang menghancurkan progran
dan basis data.
Model Pengendalian Internal
untuk Pencegahan Pendeteksian Perbaikan.
a.
Pengendalian Pencegahan (preventive control) adalah teknik pasif yang didesain
untuk mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
b.
Pengendalian Pemeriksaan (detective control) adalah berbagai alat, teknik, dan
prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi serta mengekspos berbagai
peristiwa yang tidak diinginkan dan yang lepas dari pengendalian pencegahan.
c.
Pengendalian Perbaikan (corrective control) adalah tindakan yang diambil untuk
membalik berbagai pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya.
Komponen Pengendalian Internal.
Pengendalian
internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri sebagai berikut:
a.
Lingkungan pengendalian
(control environment)
adalah dasar dari empat komponen pengendalian lainnya.lingkungan pengendalian
menentukan arah perusahaan dan memengaruhi kesadaran pengendalian pihak
manajemen dan karyawan, berbagai elemen penting dari lingkungan pengendalian
adalah:
•
Integritas dan nilai etika manajemen.
•
Struktur
organisasi.
•
Keterlibatan dewan komisaris
dan komite audit, jika ada
•
Filosofi manajemen dan siklus
operassionalnya.
•
Prosedur untuk mendelegasikan
tanggung jawab dan otoritas.
•
Metode manajemen untuk menilai
kinerja.
•
Pengaruh eksternal.
•
Kebijakan dan praktik
perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya.
b. Pengawasan
(monitoring) adalah
proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian internal serta operasinya
berjalan.
c. Aktivitas
Pengendalian (control activities) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang
digunakan
untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko
perusahaan yang telah diidentifikasi.
Aktivitas pengendalian dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
•
Pengendalian
Komputer adalah yang secara khusus berhubungan dengan lingkungan TI
dan Audit TI.
•
Pengendalian
Fisik adalah yang berhubungan dengan aktivitas manusia yang digunakan dalam
sistem akuntansi.
Ada enam kategori aktivitas
pengendalian fisik:
•
otorisasi
transaksi,
•
pemisahan
fungsi,
•
supervisi,
•
pencatatan
akuntansi,
•
pengendalian
akses,
•
verifikasi
independen.
0 komentar:
Posting Komentar