KEKAYAAN INTELEKTUAL UNTUK NEGERI

Akhir-akhir ini banyak produk kreatif Indonesia yang sebagian besar warisan budaya bangsa banyak di klaim oleh negara tetangga, padahal bila negara lebih memberikan perhatian atau kemudahan dalam pemberian Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) pada produk tersebut

TEKNIK AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Suatu teori perlu didukung oleh berbgai riset yang didalamnya terdapat hipotesa-hipotesa yang diuji kebenarannya.

KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN SEKTOR PUBLIK

stilah “sektor publik” sendiri memiliki pengertian yang bermacam-macam. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari luasnya wilayah publik,sehingga setiap disiplin ilmu (ekonomi, politik, hukum, dan sosial) memilikicara pandang dan definisi yang berbeda-beda.

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI : PERSPEKTIF AKUNTAN

Jika memperhatikan arus informasi internal dan eksternal. Dapat di ketahui bahwa ada 3 pelaku interaksi antara perusahaan dengan para pengguna dalam lingkunagn eksternal yaitu pemegang kepentingan dengan pemasok dan pelanggan.

PENGANTAR PROSES TRANSAKSI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

Terdapat tiga siklus transaksi yang memproses sebagian besar aktivitas ekonomi perusahaan, yaitu pengeluaran, siklus konversi, dan siklus pendapatan.

Kamis, 31 Oktober 2013

THE RESEARCH PROCESS; THE BROAD PROBLEM AREA AND DEFINING THE PROBLEM STATEMENT

BIDANG MASALAH YANG LUAS
suatu permasalahan serius yang terjadi pada kondisi sekarang dan membutuhkan pemecahan masalah secepatnya dartikan sebagai suatu masalah. Masalah juga mengindikasikan suatu ketertarikan pada suatu hal tertentu dimana penemuan jawaban yang benar mungkin akan membantu untuk memperbaiki situasi yang ada. Beberapa contoh bidang masalah yang dapat diobservasi oleh manajer :
  • Program pelatihan mungkin tidak seefektif seperti yang diharapkan
  • Volume penjualan sebuah produk tidak juga meningkat
  •  Anggota kelompok minoritas dalam organisasi tidak meningkat dalam karier mereka
  • Sistem informasi yang baru di-install tidak dimanfaatkan oleh para manajer yang menjadi sasaran utama sistem tersebut
  • Penerapan jam kerja fleksibel telah menimbulkan lebih banyak persoalan dibanding yangdipecahkan dalam banyak organisasi

The Information Sistem : An Accountant’s Perspective

LINGKUNGAN INFORMASI
Jika memperhatikan arus informasi internal dan eksternal. Dapat di ketahui bahwa ada 3 pelaku interaksi antara perusahaan dengan para pengguna dalam lingkunagn eksternal yaitu pemegang kepentingan dengan pemasok dan pelanggan. Interaksi informasi yang diterima pelaku interaksi berupa laporan keuangan, pengembalian pajak, serta informasi perdagangan saham akan tetapi informasi yang dibutuhkan pelaku internal dan eksternal berbeda-beda.

Apakah Sistem Itu ?
Sistem ada dua yaitu sistem yang terjadi alami dan sistem yang dibuat. Sehingga dari beberapa istilah sistem merupakan sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama

Elemen-elemen Sebuah Sistem

Dari definisi tersebut dapat diperoleh pemahaman  :
·            Komponen ganda, yaitu sebuah sistem harus terdiri atas lebih dari satu bagian.
·            Keterkaitan (relatedness), yaitu suatu tujuan bersama menghubungkan semua bagian dalam suatu sistem.
·            Sistem versus subsistem, suatu sistem dikatakan subsistem jika sistem tersebut menjadi bagian atau mempunyai hubungan  dari sistem yang lebih besar .
·            Tujuan, sistem harus mengarah ke satu atau ke bebrapa tujuan.
 Ada dua hal penting untuk studi sistem informasi  :
1.          Dekomposisi sistem, dapat dikatakan proses membagi sistem menjadi beberapa bagian subsistem.
2.          Interdependensi subsistem, kemampuan sistem dalam mencapai tujuan berdasarkan efektifitas fungsi dan interaksi yang harmonis antara subsistem.

Suatu kerangka kerja bagi Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pengguna.
Sistem informasi menerima input, disebut transaksi, yang kemudian dikonversi melalui  proses menjadi output informasi yang akan didstribusikan kepada para pengguna informasi. 
Transaksi adalah sebuah peristiwa yang mempengaruhi atau penting bagi organisasi dan diproses oleh sistem informasinya sebagai sebuah unit kerja.  Transaksi dibagi menjadi dua kelas  yaitu :
1.          Transaksi keuangan, yaitu sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter.
2.          Transaksi non-keuangan, termasuk dalam semua peristiwa yang diproses oleh sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi definisi sempit dari transaksi keuangan. Contohnya penambahan nama pemasok bahan baku ke dalam daftar nama pemasok yang ada sebelumnya.

Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem informasi Manajemen
Perbedaan antara sistem informasi akuntansi dan sistem informasi manajemen, dapat dilihat dari subsistem yang ada pada kedua sistem tersebut. Sistem Informasi Akuntansi terdiri atas 3 subsistem yaitu : 1. Sistem pemprosesan transaksi, 2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan, 3. Sistem pelaporan manajemen. Sedangkan Sistem Informasi Manajemen terdiri atas : 1. Sistem manajemen keuangan, 2. Sistem pemasaran, 3. Sistem produksi, 4. Sistem sumber daya manausia.

Subsistem SIA
Subsistem-subsistem SIA memproses transaksi keuangan dan non-keuangan yang secara langsung mempengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.  SIA terdiri atas tiga subsistem utama  :    
1.          Sistem pemrosesan transaksi – SPT (Transaction Processing Sistem), yang mendukung                 operasi bisnis setiap hari dengan sejumlah dokumen dan pesan-pesan untuk para pemakai seluruh organisasi.  SPT merupakan pusat dari seluruh fungsi sistem informasi dengan    mengkonversi peristiwa ekonomi ke transaksi keuangan, mencatat transaksi keuangan  dalam record akuntansi, dan mendistribusi informasi keuangan yang utama ke personel operasi untuk mendukung kegiatan operasi harian mereka.
2.          Sistem pelaporan buku besar/keuangan – SPBB /K (general ledger/financial reporting     sistem), yang menghasilkan laporan keuangan trdisional seperti laporan laba rugi, neraca,               laporan arus kas, pengembalian pajak, dan laporan-laporan lainnya yang ditetapkan oleh            hukum.
3.          Sistem pelaporan manajemen – SPM (management reporting sistem), yang menyediakan manajemen internal dengan laporan keuangan dengan tujuan khusus dan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan varian, dan laporan pertanggungjawaban.

Model Umum Sistem informasi Akuntansi
Model umum Sistem Informasi Akuntansi adalah pengguna akhir, sumber data, pengumpulan data, pemprosesan data, manajemen database, pembuatan informasi dan umpan balik.
a.           pengguna akhir di bagi kedalam 2 kelompok umum yaitu : eksternal dan internal, pengguna eksternal meliputi para kreditor, pemegang saham, calon investor, lembaga pemerintahan, kantor pajak, pemasok dan pelanggan. Sedangkan pengguna internal meliputi pihak manajemen di tiap tingkat dalam perusahaan, serta personil operasional.
b.          Sumber data adalah berbagai transaksi keuangan yang masuk kedalam sistem informasi baik dari sumber internal maupun eksternal.
c.           Pengumpulan data dalah tahap operasianal pertama dalam sistem informasi. Tujuannya adalah memastikan bahwa data kegiatan yang masuk ke dalam valid, lengkap dan bebas dari kesalahan.
d.          Pemprosesan data setelah data selesai dikumpulkan, data biasanya membutuhkan pemprosesan agar dapat memperoleh informasi.
e.          Manajemen database, basis data sebuah perusahaan adalah tempat penyimpanan fisik data keuangan dan non keuangan. Bentuk fisik basis data dapat di sajikan dalam beberapa tingkatan dalam herarki yaitu data atribut, record, dan file diilustrasika.
f.Pembuatan informasi adalah proses menyusun, mengatur, memformat, dan menyajikan informasi bagi para pengguna informasi. Informasi mempunyai beberapa kateristik yaitu relevan, tetapat waktu, akurat, lengkap, dan ringkas.
g.          Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirim kembali ke sistem sebagai sumber data. Umpan balik dapat bersifat internal maupun eksternal.

Tujuan sistem informasi
Terdapat 3 tujuan dasar yang umum didapati dari system yaitu :
1.       Mendukung fungsi penyediaan pihak manajemen.
2.       Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen.
3.       Mendukung operasional harian perusahaan

Akuisisi Sistem Informasi
Organisasi memperoleh sistem informasi dengan dua cara yaitu dengan mengembangkan sistem yang dibakukan dari awal melalui aktivitas pengembangan sistem in-house dan dengan cara membeli sistem komersial yang sudah diprogram dari para pemasok perangkat lunak.  Tiga jenis perangkat lunak komersial adalah  :
1.          Turnkey systems merupakan sistem yang sudah selesai dan sudah diuji dan siap untuk diimplementasikan.
2.          Backbone systems terdiri atas sebuah struktur sistem dasar untuk dibangun, logika pemrosesan utamanya adalah pra-pemrogaman, dan pemasoknya kemudian mendesain perangkat pemakai untuk disesuaikan dengan kebutuhan unik setiap kliennya.
3.          Vendor-supported systems merupakan sistem baku (atau dibakukan) yang dibeliorganisasi secara komersial, bukannya dikembangkan secara in-house.

STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas dan akuntabilitas (pertanggung jawaban) seluruh organisasi. 
A.      Segmen Bisnis
Organisasi bisnis terdiri atas unit-unit atau segmen-segmen fungsional. Perusahaan diatur sdemikan mungkin menjadi beberapa segmen untuk meningkatkan efesiensi internal melalui spesialisasi tenaga kerja dan alokasi sumberdaya yang efektif dari segi biaya.  Tiga pendekatan yang paling umum untuk mensegmentasikan sebuah perusahaan meliputi  :
1.          Lokasi geografis, banyak organisasi memiliki kegiatan operasional yang menyebar di seluruh negara dan dunia.
2.          Jalur Produk, menciptakan divisi terpisah untuk tiap jalur produk, seolah-olah mereka merupakan perusahaan yang terpisah.
3.          Fungsi Bisnis, segmentasi fungsional membagi organisasi menjadi wilayah-wilayah tanggung jawab yang terspesialisasi berdasarkan tugas.
B.      Segmentasi Fungsional
Segmentasi menurut fungsi bisnis merupakan metode pengorganisasian yang paling umum.
Manajemen Bahan Baku,  tujuannya adalah untuk merencanakan dan mengontrol persediaan bahan baku perusahaan.  Manajemen bahan baku memiliki tiga subfungsi :
1.          Pembelian, bertanggung jawab memesan persediaan dari pemasok ketika tingkat persediaan mencapai titik pemesanan kembali (reorder point).
2.          Penerimaan, tugassnya untuk menerima persediaan yang sebelumnya dipesan oleh bagian pembelian.
3.          Penyimpanan, pengawasan fisik atas persediaan yang diterima dan mengeluarkan persediaan tersebut ke proses produksi sesuai kebutuhan.
Produksi, aktivitas produksi yang muncul dalam siklus konversi dimana bahan baku mentah, tenaga kerja dan aktiva pabrik digunakan utnuk menciptakan produk jadi.  Secara umum aktivitas tersebut dibagi menjadi dua kelas utama  :
Aktivitas manufaktur utama,  membentuk dan merakit bahan baku mentah menjadi produk jadi.
Aktivitas pendukung produksi, memastikan bahwa aktivitas manufaktur utama beroperasi secara efisien dn efektif.            
Hal-hal yang termasuk dalam jenis aktivitas ini tetapi tidak dibatasi adalah perencanaan produksi, kontrol kualitas, dan pemeliharaan.
Pemasaran, pasar perlu mengetahui dan memiliki  akses ke produk-produk perusahaan., fungsi pemasaran berkaitan dengan masalah-masalah strategis dari promosi produksi, iklan dan riset pasar.
Distribusi, merupakan kegiatan mengirim produk ke pelanggan setelah penjualan.
Personel, fungsi personel yang dikembangkan dengan baik meliputi perekrutan, pelatihan, pendidikan yang berkelanjutan, konseling, evaluasi, relasi tenaga kerja, dan administrasi kompensasi.
Keuangan, fungsi keuangan memanjemen sumber daya keuangan peruaahaan melalui kegiatan perbankan dan perbendaharaan, manajemen portofolio, evaluasi kredit, pengeluaran kas, dan penerimaan kas.
C.      Fungsi Akuntansi
     Fungsi akuntansi mengatur sumber daya informasi keuangan perusahaan.  Peran fungsi akuntansi yaitu menangkap dan mencatat efek-efek keuangan dari transaksi perusahaan, mendistribusikan informai transaksi ke personel-personel operasi untuk mengkoordinasikan tugas-tugas utama mereka.
Nilai informasi  bagi pengguna nilai informasi ditentukan berdasarkan keandalannya (reability). Dimana informasi harus memilik kateristik tertentu seperti relevan, akurat, lengkap, dan tepat waktu.
Independensi akuntansi  kebutuhan untuk memastikan keandalan informasi akuntansi. Keandalan informasi tersebut sangat bergantung kepada konsep independesi akuntansi.
D.      Fungsi Jasa Komputer
Pemrosesan Data Tepusat
Semua pemrosesan data dilakukan oleh satu atau lebih komputer besar yang ditempatkan dibagian tengah yang melayani semua pemakai dalam organisasi.
Administrasi database, perusahaan yang diorganisasi secara terpusat mempertahankan sumber daya data mereka pada lokasi sentral yang digunakan  bersama oleh semua pemakai akhir.
Pemrosesan data, mengatur sumber daya komputer yang digunakan untuk melakukan pemrosesan transaksi hari demi hari terdiri atas kontrol data, konversi data, operasi komputer, dan perpustakaan data.
Pengembangan dan Pemeliharan Sistem, kebutuhan pemakai akan sistem informasi dipenuhi oleh dua fungsi yang saling terkait yaitu sistem pengembangan dan sistem pemeliharaan. Sistem pengembangan  bertangung jawab untuk menganalisis kebutuhan pemakai dan mendesain sistem yang baru utnuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut.  Sistem pengembangan terdiri atas profesional sistem, pemakai akhir dan stakeholders.

 

Pemrosesan Data Distribusi

 Pemrosesan Data Distribusi  melibatkan pengorganisasian kembali fungsi jasa komputer ke unit-unit pemrosesan informasi yang lebih kecil, kemudian didistribusikan ke pemakai akhir dan ditempatkan dibawah kontrol mereka.  Adapun kelemahan-kelemaha PDD yaitu salah manjemen terhadap sumber daya organisasi, ketidakcocokan perangkat keras dan perangkat lunak, tugas yang berlebihan, konsolidasi kegiatan-kegiatan yang tidak cocok, mempekerjakan profesional berkualitas dan kurangnya standar.  Sedangkan yang menjadi kekuatan PDD adalah pengurangan biaya, meningkatkan tanggung jawab kontrol biaya, meningkatkan kepuasan pemakai, dan pendukung.



.
EVOLUSI MODEL-MODEL SISTEM INFORMASI
.Model Proses Manual, Model proses manual adalah bentuk yang paling tua dan tradisional dari sistem akuntansi., membentuk peristiwa-peristiwa fisik, sumber daya dan personel yang mencirikan kebanyakan proses bisnis.
Model  file datar , menjelaskan suatu lingkungan dimana file-file data individual tidak berkaitan dengan file-file lainnya.  Pemakai akhir mempunyai file data sendiri dan tidak menggunakan bersama pemakai lainnya
Masalah yang berkaitan dengan flat file yaitu  :
1.          Penyimpanan data, untuk memnuhi kebutuhan data privat para pemakai, organisasi                       harus membuat prosedur biaya pengumpulan majemuk dan penyimpanan majemuk.
2.          Pembaharuan data, organisasi yang memiliki sejumlah besar data yang disimpan dalam file-file memerlukan pembaharuan periodik untuk mencerminkan perubahan. Ketika para pemakai mempertahankan  file-file yang terpisah, semua perubahan harus dibuat  secara terpisah untuk setiap pemakai.
3.          Peredaran informasi, jika pembaharuan informasi tidak secara benar disebarkan, perubahan tidak akan direfleksikan pada sebagian data pemakai, akibatnya menghasilkan keputusan berdasarkan informasi yang sudah ketinggalan jaman.
4.          Ketergantungan Tugas-Data, adalah ketidak mampuan pemakai utuk mendapatkan tambahan informasi ketika kebutuhan berubah.
5.          Flat file membatasi integrasi data

Model Database, Sebuah organisasi dapat mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan flat file dengan mengimplementasikan model database kemanajemen data.  Pendekatan ini memusatkan organisasi data ke sebuah database umum yang dipakai bersama-sama oleh para pemakai.  Akses kesumber data dikontrol oleh sistem manajemen database (DBMS – database management systems).  DBMS merupakan sistem perangkat lunak khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen-elemen data yang dapat diotorisasi setiap pemakai untuk diakses.  Jika pamakai meminta data dimana  ia tidak memiliki otoritas akases atas  data tersebut, permintaan akan ditolak.  Melalui pemakaian data bersama, masalah yang berkaitan dengan pendekatan flat file mungkin dapat diatasi diantaranya pnghapusan kelebihan data, pembaruan tunggal, dan nilai lancar

 Model REA, REA adalah kerangka akuntansi untuk membuat model Resourrce, Events dan Agents  yang kritikal dalam organisasi dan relasi diantara mereka.  Elemen-elemen REA dirangkum sebagai berikut  :
Sumber daya ekonomi adalah aktiva dari organisasi
Peristiwa-peristiwa ekonomi merupakan fenomena yang mempengaruhi perubahan                   sumber daya.
Agen-agen ekonomi adalah para individu dan departemen-departemen yang berpartisipasi dalam peristiwa ekonomi.
Model REA mensyaratkan bahwa fenomena akuntansi dicirikan dengan cara yang konsisten dengan pengembangan perspektif pemakai majemuk.  REA merupakan sebuah model konseptual, bukan sistem fisik.  Namun banyak dari prinsip-prinsipnya ditemukan dalam sistem database yang sudah maju.  Aplikasi yang paling penting dari filosofi REA dilihat dalam perkembangan sistem ERP.

Sistem ERP (Enterprise Resource Planning)
ERP merupakan sebuah model sistem informasi yang memampukan suatu organisasi untuk mengotomatiskan dan mengintegrasikan proses-proses bisnis kuncinya. ERP memecah dua hambatan fungsional tradisional dengan memfasilitais pemakaian data berasama, arus informasi, dan dengan memperkenalkan praktik-praktik bisnis umum diantara semua pemakai organisasi.
Sebagian modul-modul ERP yang sudah dikenal umum adalah manajemen aktiva, akuntansi keuangan, solusi industri spesifik, pemeliharaan pabrik, perencanaan produksi, manajemen kualitas, penjualan dan distribusi, dan manajemen persediaan.  Salah satu masalah dengan modul-modul yang terstandarisasi adalah bahwa mereka mungkin tidak selalu memenuhi kebutuhan organisasi secara tepat.

PERAN AKUNTAN
Para akuntan akan terlibat dengan tiga cara  yaitu:
a.   Akuntan sebagai pemakai
Dalam kebanyakan organisasi, fungsi akuntansi merupakan pemakai tungal yang paling besar dari jasa komputer.  Sebagai pemakai akhir, para akuntan harus memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para profesional yang mendesain sistem mereka.
b.   Akuntan sebagi desainer sistem
Apresiasi terhadap tanggung jawab akuntan untuk suatu desain sistem memerlukan perspektif historis yang mendahului komputer sebagai alat informasi bisnis.  Secara tradisional, para akuntan bertanggung jawab  untuk aspek-aspek kunci dari sistem informasi, termasuk menilai kebutuhan informasi pemakai, mendefinisikan isi dan format output laporan, menspesifikasi sumber data, memiliki peraturan akuntansi spesifik, dan menentukan kontrol yang diperlukan untuk menjaga integritas dan efisiensi sistem informasi.  Pada masa sekarang, tanggung jawab desain sistem dibagi diantara akuntan dan profesional komputer sebagai berkuit : fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk sistem untuk sistem koseptual dan fungsi komputer bertanggung jawab untuk sistem fisiknya saja.
c.   Akuntan sebagai auditor sistem
Auditing adalah salah satu bentuk pengujian independen yang dilakukan oleh seorang ahli auditor yang menunjukan pendapatnya tentang kejujuran (fairness) sebuah laporan keuangan.  Keyakinan publik pada reliabilitas laporan keuangan yang dihasilkan secara internal terletak pada validasi yang dilakukan oleh seorang auditor ahli dan independen, jasa ini sering disebut sebagai fungsi pembuktian (attest function).

Auditing Eksternal

Secara historis, tanggung jawab  akuntan eksternal sebagai seorang auditor sistem terbatas pada fungsi pembuktian yang disebutkan sebelumnya.
Assurance service adalah jasa profesional, termasuk fungsi pembuktian yang didesain untuk meningkatan kualitas informasi, baik keuangan maupun non-keuangan, yang digunakan oleh para pengambil keputusan.
Auditing TI  biasanya dilakukan sebagai bagian dari audit keuangan.  Auditor TI membuktikan integritas elemen-elemen dari sistem informasi organisasi yang semakin kompleks dengan adanya teknologi komputer.

Auditing Internal


Auditing internal merupakan  fungsi penilaian dalam organisasi.  Auditor internal melakukan serangkaian kegiatan atas nama organisasi, termasuk diantaranya melakukan audit laporan keuangan, mengkaji kesesuaian kegiatan operasi dengan kebijakan organisasi, mempelajari kesesuaian organisasi dengan kewajiban umum, mengevaluasi efisiensi operasional, mendeteksi dan mengejar kecurangan dalam perusahaan, dan melakukan audit TI.

Menilai Risiko Pengendalian ; Uji Pengendalian

MENILAI RISIKO PENGENDALIAN
Merupakan suatu proses mengevaluasi efektivitas pengendalian intern suatu entitas dalam mencegah atau mendeteksi salah saji yang material dalam laporan keuangan.
Tujuan dari menilai risiko pengendalian adalah untuk membantu auditor dalam membuat suatu pertimbangan mengenai risiko salah saji yang material dalam asersi laporan keuangan. Risiko pengendalian, seperti komponen lain dalam model risiko audit, dinilai dalam asersi laporan keuangan individual. System akuntansi berfokus kepada pemrosesan transaksi, dan banyak aktivitas pengendalian berhubungan dengan pemrosesan suatu jenis transaksi tertentu.
Dalam membuat penilaian risiko pengendalian untuk suatu asersi adalah penting bagi auditor untuk :
1.   Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman mengenai apakah pengendalian yang berhubungan dengan asersi telah dirancang dan diterapkan dalam operasi oleh manajemen entitas
2.   Mengidentifikasikan salah saji potensial yang dapat muncul dalam asersi entitas
3.   Mengidentifikasikan pengendalian yang diperlukan yang mungkin akan mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki salah saji
4.   Melaksanakan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan untuk menentukan efektivitas rancangan dan pengoperasian dari pengendalian tersebut
5.   Mengevaluasi bukti dan membuat penilaian

Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman
Auditor mengidentifikasikan pemahaman dalam bentuk kuisioner pengendalian intern yang telah dilengkapi, bagan arus, dan atau memorandum naratif. Analisis mengenai pendokumentasian merupakan titik awal untuk menilai risiko pengendalian. Untuk kebijakan an prosedur yang relevan dengan asersi tertentu, auditor mempertimbangkan dengan kehati-hatian suatu jawaban dalam komentar tertulis di dalam kuisioner dan kekuatan serta kelemahan yang dicatat dalam bagan arus dan memorandum naratif. Biasanya bukti tersebut tidak cukup untuk mengizinkan auditor menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah, tetapi mungkin untuk mendukung suatu risiko pengendalian yang tinggi.

Mengidentifikasi salah saji potensial
Auditor perlu memahami logika bahwa system pendukung keputusan yang terkomputerisasi digunakan untuk mengevaluasi pengendalian intern dan untuk menilai salah saji potensial yang dapat muncul dalam asersi laporan keuangan tertentu. Salah saji potensial dapat diidentifikasikan untuk asersi yang berhubungan dengan setiap kelas transaksi utama dan untuk asersi yang berhubungan dengan setiap saldo akun yang signifikan.

Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan
Seorang auditor dapat mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang mungkin dapat mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki salah saji potensial tertentu dengan menggunakan perangkat lunak computer yang memroses jawaban kuisioner pengendalian intern atau dengan secara manual menggunakan daftar.
Menspesifikasikan pengendalian yang diperlukan juga memerlukan pertimbangan mengenai situasi dan penilaian. Jika volume transaksi pengeluaran kas kecil dan pendeteksian yang tepat waktu dari salah saji tidak penting, maka rekonsiliasi bank harian secara independen dan periodic mungkin sudah cukup untuk mengkompensasi kurangnya pengujian independen harian.

Melaksanakan pengujian pengendalian
Pengujian yang dideskripsikan termasuk teknik audit dengan bantuan computer, bukti pendokumentasian inspeksi, pertanyaan terhadap personel, dan mengamati personel klien dalam melaksanakan pengendalian. Hasil dari setiap pengujian pengendalian seharusnya menyediakan bukti mengenai efektivitas dari rancangan dan operasi dari pengendalian yang diperlukan.

Mengevaluasi bukti dan membuat penilaian
Menentukan tingkat risiko pengendalian yang dinilai merupakan masalah pertimbangan professional. Dengan memperhatikan sumber bukti, pengamatan pribadi auditor secara langsung terhadap pemisahan tugas biasanya menyediakan lebih banyak keyakinan daripada membuat pertanyaan mengenai individu. Auditor seharusnya mempertimbangkan bahwa penerapan yang diamati dari suatu pengendalian mungkin tidak dilaksanakan dengan cara yang sama ketika auditor tidak hadir. Pengevaluasian bukti melibatkan baik pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif.


MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DALAM SUATU LINGKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Strategi untuk melaksanakan pengujian pengendalian
Tiga strategi yang berhubungan dengan penilaian risiko pengendalian adalah :
1.   Menilai risiko pengendalian berdasarkan pengendalian pemakai
2.   Merencanakan suatu penilaian risiko pengendalian yang rendah berdasarkan pengendalian aplikasi
3.   Merencanakan suatu penilaian risiko pengendalian yang tinggi berdasarkan pada pengendalian umum dan tindak lanjut manual

Pengendalian pemakai
Dalam banyak kasus, klien mungkin merancang prosedur manual untuk menguji kelengkapan dan keakuratan dari transaksi yang diproses oleh computer. Jika terdapat prosedur semacam itu, maka auditor dapat menguji pengendalian pemakai yang berhubungan dengan suatu asersi secara langsung, serupa dengan pengujian pengendalian dalam struktur manual. Keunggulan dari strategi ini adalah tidak diperlukannya pengujian terhadap komplektisitas program computer.

Pengendalian Aplikasi
Dalam rangka melaksanakan strategi ini auditor seharusnya :
-  Menguji pengendalian aplikasi computer
-  Menguji pengendalian umum computer
-  Menguji tindak lanjut manual untuk pengecualian yang dicatat oleh pengendalian aplikasi
Untuk meningkatkan ketepatan waktu dari bukti, audit melaksanakan pengujian pengendalian berkaitan dengan modifikasi dan penggunaan program tersebut untuk menguji apakah pengendalian yang terprogram beroperasi secara konsisten selama periode audit.

·   Pengendalian umum dan prosedur tindak lanjut
Internal Control Audit Guide menyajikan suatu strategi audit yang memungkinkan auditor untuk menyelesaikan tugas ini berdasarkan bukti mengenai efektivitas pengendalian umum dan prosedur tindak lanjut manual.

Teknik audit berbantuan computer
Meliputi penggunaan computer untuk secara langsung menguji pengendalian aplikasi. Pengujian ini digunakan secara ekstensif dalam menguji rutinitas validasi pemasukan dan pengendalian pemrosesan terprogram. Auditor mungkin menemukan bahwa penggunaan computer dalam pengujian pengendalian menguntungkan apabila :
1.      Bagian signifikan dari pengendalian intern terdapat dalam suatu program computer
2.      Terdapat batas yang signifikan dalam jejak audit yang dapat dilihat
3.      Terdapat volume catatan dalam jumlah besar untuk diuji

Simulasi parallel
Dalam simulasi parallel data perusahaan actual diproses ulang dengan menggunakan suatu program perangkat lunak yang dikendalikan oleh auditor. Pendekatan ini memiliki keuntungan sebagai berikut :
-     Karena digunakan data riil,maka auditor dapat memeriksa transaksi dengan menulusurinya ke dokumen sumber dan persetujuan
-     Ukuran sampel dapat dikembangkan dengan biaya tambahan yang relative kecil
-     Auditor dapat secara independen menjalankan pengujian

Data pengujian
Dengan pendekatan ini transaksi buatan disiapkan oleh auditor dan diproses menurut pengendalian auditor dengan program computer klien. Metode ini memiliki beberapa kekurangan yaitu :
-     Program klien diuji hanya pada titik waktu tertentu dan tidak sepanjang periode
-     Metode yang digunakan adalah suatu pengujian dimana hanya pengendalian yang ada dan yang berfungsi yang diuji oleh program
-     Tidak terdapat pemeriksaan dokumentasi secara actual diproses oleh system
-     Operator computer mengetahui bahwa data pengujian sedang dijalankan, sehigga dapat mengurangi validitas output
-     Lingkup pengujian terbatas pada imajinasi auditor dan pengetahuan tentang pengendalian dalam aplikasi

Fasilitas pengujian integrasi
Pendekatan ini membutuhkan pembentukan suatu subsistem yang kecil dalam system teknologi informasi regular. Data pengujian, yang diberi kode secara khusus untuk berhubungan dengan file master buatan, diperkenalkan ke dalam system bersamaan dengan transaksi actual. Metode ITF memiliki kelemahan yaitu, risiko potensial terjadinya kekeliruan dalam data klien. Selain itu, modifikasi juga mungkin diperlukan dalam program klien untuk mengakomodasi data buatan.

Pemantauan yang berkelanjutan terhadap system OLRT
Pendekatan ini tidak digunakan secara luas oleh auditor karena kontaminasi terhadap file data dan kesulitan dalam menyimpan data hipotesis. Modul audit ini menyediakan suatu cara bagi auditor untuk memilih transaksi yang memiliki karakteristik penting bagi auditor.
-     Memberi label pada transaksi. Meliputi penempatan suatu indicator atau label pada transaksi tertentu. Adanya label ini mebuat transaksi dapat ditelusuri melalui system ketika sedang diproses.
-     Log audit. Adalah suatu catatan mengenai aktivitas pemrosesan tertentu, digunakan untuk mencatat kejadian yang memenuhi criteria yang ditentukan auditor ketika mereka muncul pada titik tertentu dalam system.

Menilai pengendalian teknologi informasi
Proses untuk menilai risiko pengendalian adalah sama baik ketika klien menggunakan pengendalian manual, pengendalian yang mengambil keuntungan teknologi informasi atau keduanya. Penting untuk (1) mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman, (2) mengidentifikasikan salah saji potensial yang muncul dalam asersi, (3) mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi dan memperbaiki salah saji tersebut, (4) melaksanakan pengujian pengendalian, (5) mengevaluasi bukti dan membuat penilaian.


DAMPAK DARI STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN
Pendekatan substantive utama
Pendekatan ini tidak memerlukan perluasan prosedur sehingga komponen pengendalian intern aktivitas pengendalian. Tingkat pemahaman dan pendokumentasian dari keempat komponen lain dari pengendalian intern mungkin juga lebih sempit. Asumsi adanya salah satu dari hal-hal :
-     Tidak terdapat pengendalian intern signifikan yang berkaitan dengan asersi
-     Setiap pengendalian intern yang relevan mungkin tidak efektif
-     Tidak efisien untuk memperoleh bukti guna mengevaluasi efektivitas pengendalian intern yang relevan
Jika diperoleh bukti terbatas mengenai efektivitas dari rancangan dan pengoperasian pengendalian intern untuk suatu asersi, auditor dapat membuat penilaian awal dari risiko pengendalian sedikit dibawah tingkat maksimum. Agar efisien dalam hal biaya, kombinasi biaya dalam melaksanakan (1) pengujian pengendalian tambahan, dan (2) pengujian substantive yang diperlukan dengan asumsi adanya risiko pengendalian yang lebih rendah dari biaya pelaksanaan tingkat pengujian substantive yang lebih tinggi, yang diperlukan oleh pendekatan substantive utama.

Tingkat risiko pengendalian yang dinilai lebih rendah
Berdasarkan bukti dari prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman, auditor mungkin menemukan bahwa berlawanan dengan ekspektasi, satu atau lebih dari ketiga kondisi yang disebutkan dalam bagian sebelumnya bersinggungan.
Jika auditor tetap melaksanakan pendekatan tingkat risiko pengendalian yang dinilai lebih rendah, auditor akan merencanakan dan melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk memperoleh bukti yang diperlukan guna mendukung penilaian tingkat risiko pengendalian yang direncanakan pada tingkat sedang atau rendah.
Penilaian akhir dan dasar penilaian tersebut kemudian didokumentasikan ke dalam kertas kerja. Jika bukti pengendalian mengarah pada penilaian tingkat risiko pengendalian actual pada tingkat sedang, maka revisi dari pengujian substantive untuk mendukung sautu tingkat risiko pendeteksian yang lebih rendah akan sesuai.

 MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN
Tujuan meliai risiko pengendalian adalah membantu auditor dalam membuat pertimbangan mengenai risiko salah saji material dalam asersi laporan keuangan. Pengujian untuk memperoleh bukti semacam ini normalnya meliputi :
-     Pertanyaan terhadap personel entitas yang sesuai
-     Pemeriksaan dokumen, laporan, atau arsip elektronik, yang menunjukkan pelaksanaan pengendalian
-     Pengamatan atas penerapan pengendalian
-     Pelaksanaan ulang dari penerapan pengendalian oleh auditor
Jiak auditor menilai risiko pengendalian pada tingkat dibawah maksimum, maka ia perlu melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung penilaian tersebut.
Jenis bukti. Meliputi pertanyaan, pemeriksaan dokumen atau laporan, pengamatan, peaksanaan ulang dari pengendalian, atau teknik audit berbantuan computer.
Sumber bukti. Berhubungan dengan bagaimana auditor memperoleh bukti, auditor perlu mempertimbangkan bahwa penerapan suatu pengendalian yang diamati mungkin tidak dilaksanakan dengan cara yang sama ketika auditor tidak hadir
Ketepatan waktu bukti. Berhubungan dengan kapan bukti diperoleh dan bagian dari periode audit dimana bukti diterapkan.
Keberadaan bukti lain. Hanya dengan mengajukan pertanyaan biasanya auditor tidak akan menghasilkan bukti yang cukup untuk mendukung suatu kesimpulan mengenai pengoperasian yang efektif dari pengendalian intern. Alternative lain mungkin mengamati bahwa seorang programmer tidak memiliki akses untuk mengoperasikan computer.

  PERTIMBANGAN TAMBAHAN

Menilai risiko pengendalian untuk asersi saldo akun yang dipengaruhi oleh suatu kelas transaksi tunggal
Proses menilai risiko pengendalian untuk asersi saldo akun langsung ditujukan kepada akun-akun yang dipengaruhi oleh suatu kelas transaksi tunggal. Hal ini merupakan kasus dalam kebanyakan akun laporan laba rugi

Menilai risiko pengendalian untuk asersi saldo akun yang dipengaruhi oleh suatu kelas transaksi ganda
Penilaian risiko pengendalian untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan asersi kelengkapan untuk suatu kelas transaksi yang menurunkan saldo akun berhubungan dengan asersi berlawanan yang dipengaruhi.

Mengkombinasikan penilaikan risiko pengendalian yang berbeda
Apabila penilaian risiko pengendalian untuk asersi kelas transaksi yang relevan berbeda, auditor dapat menimbang signifikansi dari setiap penilaian guna mencapai suatu penilaian kombinasi. Kemungkinan lain, beberapa kantor akuntan public memilih untuk menggunakan penilaian relevan yang paling konservatif.

Mendokumentasikan penilaian tingkat risiko pengendalian
Kertas kerja auditor seharusnya memasukkan pendokumentasian penilaian risiko pengendalian. Persyaratan tersebut adalah :
-     Risiko pengendalian dinilai pada tingkat maksimum
-     Risiko pengendalian dinilai pada tingkat di bawah maksimum

Mengkomunikasikan masalah pengendalian intern
Auditor diminta untuk mengidentifikasikan dan melapor pada komite audit dengan otoritas dan tanggung jawab yang sama, kondisi tertentu yang berhubungan dengan pengendalian intern suatu entitas yang diamati selama audit laporan keuangan.
Auditor akan secara normal mengevaluasi apakah klien memiliki pengendalian yang cukup untuk mengatasi masalah yang diciptakan oleh risiko usaha suatu entitas. Pengendalian intern klien seharusnya menyediakan keyakinan yang memadai bahwa salah saji dapat dicegah, dideteksi, dan diperbaiki pada waktu yang tepat.

Selasa, 29 Oktober 2013

EKONOMI KREATIF buat indonesia

“ekonomi kreatif” dan atau “industri kreatif” mulai marak. Utamanya sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut pentingnya pengembangan ekonomi kreatif bagi masa depan ekonomi Indonesia. Ajakan Presiden agar kita mulai memperhatikan ekonomi kreatif yang memadukan ide, seni dan teknologi memang cukup beralasan, mengingat ekonomi kreatif merupakan tuntutan perkembangan dunia di abad ke-21 ini.

Di beberapa negara, ekonomi kreatif memainkan peran signifikan. Di Inggris, yang pelopor pengembangan ekonomi kreatif, industri itu tumbuh rata-rata 9% per tahun, dan jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara itu yang 2%-3%. Sumbangannya terhadap pendapatan nasional mencapai 8,2% atau US$ 12,6 miliar dan merupakan sumber kedua terbesar setelah sektor finansial. Ini melampaui pendapatan dari industri manufaktur serta migas. Di Korea Selatan, industri kreatif sejak 2005 menyumbang lebih besar daripada manufaktur. Di Singapura ekonomi kreatif menyumbang 5% terhadap PDB atau US$ 5,2 miliar.

Ekonomi kreatif termasuk ekonomi gelombang keempat.Alvin Toffler menyebut, ekonomi gelombang pertama bertumpu pada sektor pertanian, ekonomi gelombang kedua pada sektor industri, dan ekonomi gelombang ketiga pada sektor informasi.

Definisi
Menurut John Howkins dalam The Creative Economy: How People Make Money From Ideas, ekonomi kreatif diartikan sebagai segala kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas (kekayaan intelektual), budaya dan warisan budaya maupun lingkungan sebagai tumpuan masa depan.

Sementara itu, industri kreatif adalah berbasis kreativitas, keterampilan, dan talenta yang memiliki potensi peningkatan kesejahteraan serta penciptaan lapangan kerja dengan menciptakan dan mengeksploitasi Hak Kekayaan Inteletual (HKI). Analoginya, ekonomi kreatif adalah kandangnya, industri kreatif adalah binatangnya.

Ekonomi kreatif punyai 14 subsektor industri, yaitu periklanan (advertising), arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion, video/film/animasi/fotografi, game, musik, seni pertunjukan (showbiz), penerbitan/percetakan, software, televisi/radio (broadcasting), dan riset & pengembangan (R&D). Saat ini industri kreatif di dunia tumbuh pesat. Ekonomi kreatif global diperkirakan tumbuh 5% per tahun, akan berkembang dari US$ 2,2 triliun pada Januari 2000 menjadi US$ 6,1 triliun tahun 2020.

Di Indonesia, ekonomi kreatif cukup berperan dalam pembangunan ekonomi nasional. Hanya, ia belum banyak tersentuh oleh campur tangan pemerintah. Ini karena pemerintah belum menjadikannya sebagai sumber pendapatan negara yang penting. Pemerintah masih fokus pada sektor manufaktur, fiskal, dan agrobisnis.

Menurut data Departemen Perdagangan, industri kreatif pada 2006 menyumbang Rp 104,4 triliun, atau rata-rata 4,75% terhadap PDB nasional selama 2002-2006. Jumlah ini melebihi sumbangan sektor listrik, gas dan air bersih. Tiga subsektor yang memberikan kontribusi paling besar nasional adalah fashion (30%), kerajinan (23%) dan periklanan (18%).

Selain itu, sektor ini mampu menyerap 4,5 juta tenaga kerja dengan tingkat pertumbuhan sebesar 17,6% pada 2006. Ini jauh melebihi tingkat pertumbuhan tenaga kerja nasional yang hanya sebesar 0,54%. Namun, ia baru memberikan kontribusi ekspor sebesar 7%, padahal di negara-negara lain, seperti Korsel, Inggris dan Singapura, rata-rata di atas 30%.

Keseriusan
Untuk mengembangkan ekonomi kreatif, pemerintah membuat beberapa langkah terobosan. Pertama, menyiapkan insentif untuk memacu pertumbuhan industri kreatif berbasis budaya, dengan harapan mampu menyumbangkan devisa sebesar US$ 6 miliar pada 2010. Insentif itu mencakup perlindungan produk budaya, pajak, kemudahan memperoleh dana pengembangan, fasilitas pemasaran dan promosi, hingga pertumbuhan pasar domestik dan internasional.

Kedua, membuat roadmap industri kreatif yang melibatkan berbagai departemen dan kalangan. Ketiga, membuat program komprehensif untuk menggerakkan industri kreatif melalui pendidikan, pengembangan SDM, desain, mutu dan pengembangan pasar. Keempat, memberikan perlindungan hukum dan insentif bagi karya industri kreatif. Beberapa contoh produk industri kreatif yang dilindungi HKI-nya, di antaranya buku, tulisan, drama, tari, koreografi, karya seni rupa, lagu atau musik, dan arsitektur. Produk lainnya adalah paten terhadap suatu penemuan, merek produk atau jasa, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu dan rahasia dagang.

Kelima, pemerintah akan membentuk Indonesian Creative Council yang akan menjadi jembatan untuk menyediakan fasilitas bagi para pelaku industri kreatif. Keenam, pemerintah akan menyelenggarakan lomba Indonesia Creative Idol (ICI) 2008, yang bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan industri kreatif. Acara ini digelar di 12 kota di Indonesia selama Juni-Agustus 2008.

Keuntungan
Dengan menggenjot perkembangan industri kreatif di Tanah Air, banyak manfaat yang bisa diraih. Pertama, bisnis UKM makin berkembang –sebagian besar UKM bergerak di industri kreatif.

Beberapa masalah UKM di Indonesia, seperti pemasaran, promosi, manajerial, informasi, SDM, teknologi, desain, jejaring (networking), dan pembiayaan diharapkan bisa segera teratasi. Alhasil, harapan IKM menjadi penggerak utama perekonomian nasional dengan kontribusi 54% kepada PDB dan pertumbuhan rata-rata 12,2% per tahun pada 2025 bisa diwujudkan.

Kedua, mengurangi tingkat kemiskinan. Menurut BPS, orang miskin pada 2007 telah mencapai 16,5% (sekitar 37,1 juta jiwa), naik dibanding tahun 2005 yang 15,9%. Ketiga, mengurangi tingkat pengangguran. Pada 2005, tingkat pengangguran resmi tercatat pada titik tertinggi, yakni 10,3%. Sementara itu angka pengangguran terbuka pada Agustus 2007 mencapai 10,01 juta orang. Tingkat pengangguran pedesaan sedikit lebih tinggi daripada di perkotaan. Mulai tahun 2000 seterusnya, ada kecenderungan meningkatnya pengangguran di kalangan perempuan dan orang muda. Studi Profesor Harvey Brenner dari Johns Hopkins University AS menunjukkan bahwa setiap 1% tambahan angka pengangguran akan mengakibatkan 37 ribu kematian, 920 orang bunuh diri, 650 pembunuhan dan 4000 orang dirawat di rumah sakit jiwa.

Tantangan
Pemerintah bertekad mengembangkan ekonomi kreatif, tetapi untuk merealisasikannya tidak mudah. Ada banyak tantangannya.

Pertama, pengaruh harga minyak global yang semakin tak terkendali hingga di atas US$ 134 per barel. Kenaikan ini akan memengaruhi kinerja industri kreatif, terutama pada meningkatnya harga bahan baku dan ongkos produksi.

Kedua, carut-marutnya masalah perburuhan, terutama soal tuntutan gaji yang seringkali tidak diimbangi dengan produktivitas. Ketiga, daya saing produk-produk kita yang masih rendah, baik di pasar domestik maupun internasional. Ini bisa memengaruhi volume produksi dari industri kreatif.

Keempat, soal birokrasi perizinan usaha, yang mulai dari soal lamanya pengurusan, besarnya biaya, merajalelanya pungli, dan lain-lain. Kelima, minimnya sosialisasi ekonomi kreatif baik lewat media maupun penyelenggaraan seminar dan penerbitan buku-buku.

Jika pemerintah mampu mengurai lima tantangan tersebut dengan solusi yang konstruktif dan komprehensif, harapan dan target untuk mengembangkan ekonomi kreatif di negara kita dalam 5-8 tahun ke depan, sehingga bisa menyumbang 10% dari PDB nasional, akan terwujud.