Selasa, 22 Oktober 2013

PENELITIAN ILMIAH

Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi langkah yang logis, terorganisasi, dan ketat untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut.
Penelitian ilmiah tidak berdasarkan firasat, pengalaman, dan intuisi (meskipun hal tersebut mungkin mempunyai bagian dalam pengambilan keputusan akhir), tetapi pada tujuan yang jelas dan ketepatan. Karena dilakukan dengan setepat – tepatnya, penelitian ilmiah memungkinkan semua orang yang berkepentingan dalam penelitian dan mengetahui tentang persoalan yang sama atau mirip untuk sampai pada temuan yang bisa diperbandingkan ketika data dianalisis.

CIRI - CIRI PENELITIAN ILMIAH
Ciri - ciri atau karakteristik utama penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Jelas
Manajer  memulai  penelitian  dengan  sebuah  maksud  atau  tujuan  yang  jelas. Fokus untuk meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, yang akan bermanfaat dalam banyak jalan. Meningkatnya komitmen karyawan akan terwujud dalam bentuk berkurangnya pergantian, absensi, dan mungkin menaikkan level kinerja yang secara keseluruhan tentu akan menguntungkan terhadap organisasi. Penelitian harus berfokus pada  kejelasan tujuan penelitian.
2. Ketepatan
Dasar teori yang baik dan desain metodologi yang tepat akan menambah ketepatan pada sebuah studi untuk tujuan yang jelas. Ketepatan bermakna kehati– hatian, kecermatan,dan tingkat ketelitian dalam investigasi penelitian.
Kesimpulan yang ditarik dari investigasi yang kurang mempunyai dasar teori yang baik dan metodologi yang tepat akan tidak ilmiah. Ketepatan penelitian membutuhkan dasar teori yang baik dan metodologi yang dipikirkan dengan cermat.Faktor – faktor tersebut memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan jenis informasi yang benar dari sampel yang tepat dengan tingkat bias minimum, dan memfasilitasi analisis  sesuai data yang diperoleh.
3. Dapat Diuji
Jika,setelah mewawancarai sekelompok karyawan organisasi secara acak dan mempelajari penelitian sebelumnya yang dilakukan dalam hal komitmen organisasi, manajer atau peneliti membuat hipotesis tertentu mengenai bagaimana cara meningkatkan komitmen karyawan, maka hal tersebut dapat diuji dengan menerapkan uji statistik tertentu pada data yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
Misalnya, peneliti mungkin menghipotesiskan bahwa karyawan yang merasakan kesempatan yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan akan mempunyai tingkat komitmen yang lebih tinggi. Ini adalah hipotesis yang dapat diuji setelah data telah dikumpulkan. Analisis korelasi akan menunjukkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak.
4. Dapat Ditiru
Apabila manajer/peneliti yang berdasar pada hasil yang sudah dipelajari menyimpulkan bahwa partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi komitmen karyawan dalam organisasi. Maka temuan dan kesimpulan tersebut akan lebih dipercaya jika temuan yang mirip muncul berdasarkan data yang dikumpulkan oleh organisasi lain yang menggunakan metode yang sejenis. Dengan kata lain, hasil uji hipotesis tersebut harus didukung secara berkelanjutan apabila jenis penelitian sejenis diulangi dalam keadaan lain yang mirip. Bila hal tersebut terjadi (hasil ditiru atau terulang), maka akan diperoleh keyakinan tentang keilmiahan penelitian yang dilakukan .
5. Ketelitian dan Keyakinan
Ketelitian didasarkan pada kedekatan temuan dengan “realitas” berdasarkan sebuah sampel. Dengan kata lain,ketelitian mencerminkan tingkat keakuratan atau keyakinan hasil berdasarkan sampel, sehubungan dengan yang benar-benar ada secara umum.
Keyakinan mengacu pada probabilitas ketepatan estimasi . Olehnya itu,tidak cukup hanya teliti, tetapi juga penting bahwa harus ada keyakinan yang menegaskan bahwa 95% hasil penelitian yang dilakukan benar dan 5% kemungkinan salah. Hal ini disebut  tingkat keyakinan.
6. Objektivitas
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus objektif berarti harus didasarkan fakta – fakta dari temuan yang berasal dari data aktual dan bukan nilai – nilai subjektif atau emosional . Semakin objektif perwujudan data, semakin ilmiah investigasi penelitian. Meskipun manajer/peneliti dapat memulai dengan beberapa nilai subjektif awal dan kepercayaan, interprestasi mereka terhadap data sebaiknya bebas dari nilai dan bias pribadi.
7. Dapat Digeneralisasi
Generalisasi didasarkan pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam satu bentuk organisasi ke bentuk organisasi lainnya. Semakin penerapan penelitian dapat digeneralisasi, semakin besar kegunaan dan nilainya.
8. Hemat
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul dan dalam menghasilkan solusi untuk setiap masalah, selalu lebih disukai untuk kerangka penelitian yang kompleks yang meliputi sejumlah faktor yang tidak dapat dikendalikan.
Sifat hemat ini dapat dicapai dengan pemahaman yang baik tentang masalah dan faktor penting lainnya yang mempengaruhi hal tersebut. Alasan dalam menggunakan metode ilmiah adalah kesalahan hasil akan lebih sedikit dan keyakinan terhadap temuan akan lebih besar karena ketepatan yang lebih tinggi dalam penerapan desain secara terperinci.
KETERBATASAN PENELITIAN ILMIAH DALAM BIDANG MANAJEMEN
Dalam bidang manajemen dan ilmu sosial, tidak selalu mungkin untuk melakukan investigasi yang 100% ilmiah, dalam arti bahwa, tidak seperti dalam ilmu pasti, hasil yang diperoleh tidak akan eksak dan bebas kesalahan. Hal ini terutama karena kesulitan yang dihadapi dalam pengukura dan pengumpulan data dalam bidang subjektif seperti perasaan, emosi, sikap, dan persepsi.
Dengan demikian, tidak selalu mungkin untuk memenuhi semua ciri sains sepenuhnya. Sifat bisa dibandingkan, konsistensi, dan generalisasi yang luas sering sulit dicapai dalam penelitian. Tetap saja, dalam rangka mendesain penelitian untuk memastikan kejelasan tujuan, ketepatan, dan sifat dapat diuji, dapat ditiru, dapat digeneralisasi, objektivitas, hemat, dan ketelitian serta keyakinan yang semaksimal mungkin, kita harus berusaha keras untuk menggunakan inestigasi ilmiah.

METODE HIPOTESIS - DEDUKTIF
Metode hipotesis deduktif meyediakan kegunaan, pendekatan sistematik sebagai pemecahan masalah dasar dan manajerial. Metode ini meliputi tujuh langkah, yaitu :
1. Mengidentifikasi secara menyeluruh bidang masalah
Penurunan penjualan, frequent production interruptions, hasil akuntansi yang tidak benar, hasil rendah investasi, kenetralan karyawan dalam pekerjaan mereka, kepuasan pelanggan, dan sejenisnya, bisa menarik perhatian manajer dan mengkatalisis proyek penelitian.
2. Mendefinisikan pernyataan masalah
Penelitian ilmiah dimulai dengan maksud atau tujuan tertentu. Untuk mencari solusi bagi masalah yang teridentifikasi, pernyataan masalah yang menyangkut tujuan umum dari penelitian harus dikembangkan.Mengumpulkan informasi awal tentang faktor-faktor yang kemungkinan berhubungan dengan masalah akan membantu untuk mempersempit bidang masalah yang luas dan untuk mendefinisikan pernyataan masalah.
3. Pengembangan hipotesis
Langkah berikutnya adalah perumusan teori, yaitu usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara yang logis, sehingga faktor- faktor yang berkaitan dengan masalah dapat dikonseptualisasi dan diuji. Kerangka teoretis yang dirumuskan sering dituntun oleh pengalaman dan intuisi. Pada langkah ini, variable kritis diuji kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan mengapa masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan. Hipotesis ilmiah harus memenuhi dua persyaratan.
a. Hipotesis harus bisa diuji.
b. Hipotesis juga harus bersifat falsifiable (pembuktian secara mendalam).
4. Penentuan pengukuran
Terkecuali variabel dalam kerangka teori yang diukur dalam suatu kesempatan,hipotesis tidak bisa diuji.Untuk menguji hipotesis bahwa karyawan yang tidak responsif memengaruhi perpindahan pelanggan, maka perlu diteliti ketidakpekaan dan kepuasan pelanggan.
5. Pengumpulan Data
Setelah menyusun hipotesis, data yang terkait dengan setiap variabel dalam hipotetis perlu dikumpulkan. Dengan kata lain, pengumpulan data ilmiah lebih lanjut adalah diperlukan untuk menguji hipotesis yang dihasilkan dalam studi.
6. Analisis Data
Dalam analisis data, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk melihat pembuktian hipotesis. Hipotesis lain dapat diuji dengan analisis statistik yang tepat. Analisis kuantitatif dan kualitatif terhadap data dapat dilakukan pembuktian jika perkiraan tertentu sudah kuat kebenarannya. Data kualitatif mengacu pada informasi yang dikumpulkan dalam bentuk naratif melalui wawancara dan pengamatan.
7. Penafsiran data
Kita harus memutuskan apakah hipotesis kami didukung atau tidak dengan menginterpretasikan arti hasil analisis data. Misalnya, jika ditemukan dari analisis data yang meningkat respon dari karyawan adalah berhubungan negatif dengan perpindahan pelanggan (misalnya 0,3), maka kita dapat menyimpulkan bahwa jika retensi pelanggan adalah untuk ditingkatkan, karyawan harus dilatih untuk menjadi lebih responsif.

TIPE PENELITIAN LAINNYA
Studi kasus dan penelitian tindakan kadnag – kadang digunakan untuk mempelajari jenis persoalan tertentu.
Studi Kasus
Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain dimana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami dalam situasi saat ini. Pada studi hipotesis deduktif,hipotesis juga dapat disusun dalam studi kasus dengan baik. Bagaimanapun jika bagian hipotesis tersebut tidak terbukti bahkan dalam satu studi kasus lain, tidak ada dukungan yang dapat diberikan pada pembentukan hipotesis alternatif.
Studi kasus, sebagai teknik pemecahan masalah, tidak sering dilakukan dalam organisasi karena studi seperti itu memiliki masalah serupa yang dialami oleh sebuah organisasi, terkait ukuran dan dalam jenis konteks tertentu sulit untuk dilakukan. Selain itu, studi kasus yang otentik sangat sulit untuk ditemukan karena banyak perusahaan memilih untuk melindunginya sebagai data rahasia. Tetapi, dengan memeriksa dokumen studi kasus secara teliti, manajer berada dalam posisi untuk memperoleh beberapa petunjuk mengenai faktor – faktor yang mungkin berlaku dalam situasi saat ini dan bagaimana persoalan dapat dipecahkan.
Studi kasus biasanya menyediakan data kualitatif daripada data kuantitatif untuk dianalisis dan diinterpretasikan. Bagaimanapun, penerapan analisis studi kasus pada persoalan organisasi tertentu relatif mudah.

Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan/aplikatif kadang – kadang dilakukan oleh konsultan yang ingin memulai proses perubahan dalam organisasi. Dengan kata lain, metodologi penelitian tindakan paling tepat jika berkenaan dengan perubahan yang direncanakan. Disini, peneliti memulai dengan sebuah masalah yang telah diidentifikasi dan mengumpulkan data yang relevan untuk menyediakan solusi masalah sementara. Solusi tersebut kemudian dilaksanakan, dengan pengetahuan bahwa mungkin ada konsekuensi yang tidak diinginkan yang mengiringi pelaksanaan tersebut. Pengaruhnya kemudian dievaluasi, didefinisikan, didiagnosa, dan peneliti pun melanjutkan hingga masalah telah sepenuhnya diselesaikan.
Dengan demikian, penelitian tindakan merupakan proyek yang berkembang secara terus-menerus yang saling memengaruhi antar masalah  yang ada, solusi, pengaruh atau konsekuensi, dan solusi baru. Definisi masalah yang bijaksana realistis dan cara – cara kreatif untuk mengumpulkan data penting dalam penelitian tindakan/aplikatif.

0 komentar:

Posting Komentar