Jumat, 13 Desember 2013

THE RESEARCH PROCESS : THEORETICAL FRAMEWORK AND HYPOTHESIS DEVELOPMENT

KEBUTUHAN AKAN KERANGKA TEORITIS
Setelah melakukan wawancara, menyelesaikan survey literature, dan mendefinisikan masalah, maka peneliti telah siap untuk membuat kerangka teoritis. Kerangka teoritis merupakan dasar dari penelitian hipotesis-deduktif. dan merupakan dasar dari hipotesis yang akan disusun. Kerangka teoritis memperlihatkan keyakinan terhadap bagaimana fenomena tertentu (atau variabel atau konsep) berhubungan satu sama lain (sebuah model) dan penjelasan bagaimana peneliti yakin bahwa variabel-variabel tersebut berhubungan satu sama lain (sebuah teori).
Proses penyusunan kerangka teoritis mencakup :
·         Memperkenalkan definisi dari konsep atau variabel di dalam model
·         Mengembangkan model konseptual yang dapaqt mendeskripsikan teori
·         Menuju teori yang akan memberikan penjalasan tentang hubungan antar variabel pada model
VARIABEL – VARIABEL
Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama pada objek dan orang yang berbeda. Contoh variabel adalah unit produksi, absensi, dan motivasi.
Jenis – jenis Variabel
1.         Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Sasaran penelitian adalah untuk memahami dan mendeskripsikan variabel terikat atau untuk menjelaskan variabilitinya atau memprediksinya. Melalui analisis terhadap variabel terikat (yaitu menemukan variabel yang memengaruhinya), dimungkinkan untuk menemukan jawaban atau solusi dari masalah. Dengan kata lain, variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. 
2.         Variabel bebas (independent variabel)
Variabel yang mempengaruhi variabel terikat entah secara positif maupun negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas variabel terikat juga ada, dan dengan setiap unit kebaika dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel terikat. Dengan kata lain, varians variabel terikat ditentukan oleh variabel bebas. Untuk membangun hubungan sebab akibat, keempat kondisi ini harus ada :
·         Variabel bebas dan variabel terikat harus saling berhubungan: dengan kata lain, perubahan pada variabel terikat harus berkaitan dengan perubahan pada variabel bebas.
·         Variabel bebas ( dianggap faktor kausal ) harus mendahului variabel terikat.
·         Tidak ada faktor lain yang mungkin menjadi penyebab perubahan dalam variabel terikat.
·         Penjelasan logis (teori) dibutuhkan untuk menjelaskan mengapa variabel bebas  memengaruhi variabel terikat.
3.       Variabel moderator (moderating variabel)
Variabel yang mempunyai hubungan ketergantungan yang kuat dengan hubungan variabel terikat atau variabel bebas. Dimana, kehadiran variabel ini mengubah hubungan awal antara bebas dan variabel terikat. 
Perbedaan antara variabel bebas dan variabel moderator
Kadang mencul kebingungan mengenai kapan variabel diperlakukan sebagai variabel bebas dan kapan varibel tersebut menjadi variabel moderator. Misalnya, terdapat dua situasi berikut:
Ø  Sebuah studi penelitian mengindikasikan bahwa semakin baik kualitas dari program pelatihan dalam organisasi dan semakin besar kebutuhan pertumbuhan karyawan, semakin besar keinginan mereka untuk mempelajari cara-cara baru dalam melakukan sesuatu.
Ø  Studi penelitian lain mengindikasikan bahwa keinginan karyawan untuk mempelajari cara-cara baru dalam melakukan sesuatu tidak dipengaruhi oleh kualitas dari program pelatihan yang diberikan oleh organisasi kepada semua orang tanpa pembedaan apapun.

4.         Variabel antara (intervening variable)
Variabel antara mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja untuk memengaruhi variabel terikat dan saat pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian  terdapat kualitas temporal atau dimensi waktu pada variabel antara. Variabel antara sebagai fungsi dari variabel bebas yang beroprasi dalam situasi apa pun dan membantu mengonsepkan dan menjelaskan pengaruh dari veriabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel bebas membantu untuk menjelaskan varians pada variabel terikat, variabel mediasi mengemuka pada waktu t2, sebagai fungsi dari variabel bebas, yang membantu untuk mengonsepkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, dan variabel medorator mempunyai pengaruh ketergantungan pada hubungan antara dua variabel.
KERANGKA TEORITIS
Kerangka teoritis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan. Hal tersebut dibangun secara logis, digambarkan, dan dieleborasi dengan jaringan dari asosiasi antara variabel yang relevan terhadap permasalahan dan identifiasi langsung pada proses wawancara, observasi dan tinjauan literature. Untuk sampai pada solusi masalah yang baik pertama,peneliti harus mengidentifikasi masalah dengan benar dan kemudian variabel yang memengaruhinya. Setelah mengidentifikasi variabel yang tepat, langkah selanjutnya adalah mengelaborasi jaringan asosiasi antar variabel, sehingga hipotesis yang relevan dapat disusun untuk selanjutnya diuji.
Komponen Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis yang baik mengidentifikasikan dan menamakan variabel-variabel penting dalam situasi yang relevan dengan definisi masalah. Kerangka teoritis secara logis menjelaskan hubungan antar variabel. Hubungan antara variabel bebas, variabel terikat, variabel moderator, dan variabel antara diuraikan.
Ada 3 hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoritis :
1.       Variabel-variabel yang dianggap relevan pada studi harus didefinisikan secara jelas.
2.       Model konseptual menjelaskan hubungan antara variabel dalam model harus diberikan.
3.       Harus ada penjelasan yang jelas mengapa peneliti memperkirakan hubungan itu berlaku.
Model konseptual memberikan gambaran tentang bagaimana konsep dalam model berhubungan satu sama lain. Suatu diagram skematis dari model konseptual membantu pembaca dapat melihat hubungan yang diteorikan.
Tidak selalu mudah untuk menghadirkan definisi umum dari variabel – variabel yang relevan. Walaupun begitu, definisi konsep yang tepat tetap sangat dibutuhkan, karena akan membantu untuk memberikan penjelasan mengenai hubungan antar variabel pada model. Definisi ini juga membantu untuk memberikan dasar untuk operasional dan pengukuran konsep, pada tahap pengumpulan data.
Model konseptual akan membantu untuk menstrukturkan diskusi literatur peneliti. Model konseptual menjelaskan bagaimana konsep – konsep di dalam model tersebut berkaitan satu sama lain. Model yang baik didasarkan dari teori yang kuat. Sebuah teori atau penjelasan yang jelas untuk keterkaitan di dalam model merupakan komponen terakhir dari kerangka konseptual.
Kerangka teoritis untuk contoh pelanggaran keselamatan
Variabel terikat adalah pelanggaran keamanan, yang merupakan variabel utama. Varians akan terjelaskan dengan empat variabel bebas, yakni: komunikasi antara anggota, komunikasi antara petugas kontrol bandra dan desentralisasi.
PENYUSUNAN HIPOTESIS
Setelah mengidentifikasi variabel penting dan menetapkan hubungan antar variabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoritis yang selanjutnya kita lakukan pengujian apakah hubungan yang diteorikan benar-benar terbukti kebenarannya. Dengan menguji hubungan tersebut melalui analisis statistik yang tepat atau melalui analisis kasus negatif dalam penelitian kualitatif, maka akan diperoleh informasi yang dapat dipercaya mengenai jenis hubungan antara variabel-variabeltersebut. Hasil pengujian memberi solusi untuk memecahkan masalah. Penyataan yang dapat diuji disebut Hipotesis.
DefInisi Hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang bersifat sementara belum diuji, yang memprediksi apa yang peneliti harapkan untuk menemukan hasil pada data empiris. Hipotesis-hipotesis ini berasal dari teori yang terdapat pada dasar dari model konseptual. sehingga hipotesis didefinisikan sebagai dugaan logis mengenai hubungan antara dua atau lebih variabel yang diterjemahkan dalam pernyataan yang teruji.
Pernyataan pada Hipotesis : Format
Pernyataan hipotesis (format jika-maka), hipotesis dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara dua kelompok atau antara beberapa kelompok yang terkait dengan variabel. Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan yang diperkirakan tersebut ada atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam bentuk pernyataan jika-maka.
Hipotesis Diraksional dan Non - Direksional
Hipotesis direksional adalah hubungan antara dua variabel atau membandingkan dua kelompok dengan menggunakan istilah-istilah positif, negatif, lebih dari, kurang dari, dan semacamnya.
Hipotesis nondireksional adalah hipotesis yang mendalilkan hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah dari hubungan atau perbedaan tersebut.
Hipotesis Nol dan Hipotesis – Hipotesis Alternatif
Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah proposisi yang menyatakan hubungan yang difinitif dan tepat di antara dua variabel. Korelasi populasi antara dua variabel adalah sama dengan nol atau bahwa perbedaan dengan mean (rerata hitung) dua kelompok dalam populasi adalah sama dengan nol (atau suatu angka tertentu).
PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN PENELITIAN KUALITATIF : ANALISIS KASUS NEGATIF
Hipotesis juga dapat diuji dengan data kualitatatif. Misalnya seorang peneliti membuat kerangka teoritis setelah melakukan wawancara bahwa perilaku tidak etis yang dilakukan oleh karyawan disebabkan oleh ketidakmampuan peneliti membedakan benar atau salah, Untuk menguji apakah ketiga faktor tersebut merupakan sebab utama perilaku tidak etis, peneliti akan mencari data yang menyangkal hipotesis. Bahkan jika suatu kasus tunggal tidak mendukung hipotesis,teori tersebut harus direvisi. Penemuan baru melalui konfirmasi dari hipotesis asli dalam suatu hipotesis disebut metode kasus negatif, memungkinkan peneliti untuk merevisi teori dan hipotesis hingga teori tersebut menjadi baik
KEUNTUNGAN MANAJERIAL
Setelah masalah didefinisikan, pengertian yang baik mengenai keempat jenis variabel yang berbeda memperluas pemahaman manajer. Misalnya, dalam hal bagaimana berbagai faktor bergesekan dengan keadaan organisasi. Pengetahuan tentang bagaimana dan untuk tujuan apa kerangka teoritis dibangun dan hipotesis disusun memampukan manajer untuk menjadi hakim ynag cerdas terhadap laporan penelitian yang diberikan oleh konsultan. Demikian pula  pengetahuan mengenai signifikansi, dan mengapa sebuah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, membantu manajer untuk bertahan dalam atau berhenti dalam dugaan yang walaupun masuk akal, tidak terbukti.
Jika pengetahuan semacam itu tidak dimiliki banyak temuan penelitian tidak akan berguna bagi manajer dan pengambilan keputusan akan menghasilkan kebingungan.


0 komentar:

Posting Komentar