DESAIN
PENELITIAN
Setelah mengidentifikasi variabel dalam
suatu situasi masalah dan mengembangkan kerangka teoretis, langkah selanjutnya
adalah mendesain penelitian sehingga data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan
dianalisis untuk sampai pada solusi. Terdapat enam aspek dasar desain
penelitian yaitu tujuan studi, jenis investigasi, tingkat intervensi, konteks
studi, unit analisis, dan horizon waktu studi. Aspek-aspek lainnya yakni, pengukuran, metode pengumpulan data, desain sampel, dan
analisis data.
TUJUAN
STUDI : EKSPLORATIF, DESKRIPTIF, PENGUJIAN HIPOTESIS (ANALITIS DAN PREDIKTIF),
ANALISIS STUDI KASUS
Studi dapat bersifat eksploratif atau deskriptif, atau
dilakukan untuk menguji hipotesis. Studi kasus merupakan penyelidikan studi
yang dilakukan dalam situasi organisasi lain yang mirip, yang juga merupakan
metode pemecahan masalah, atau untuk memahami fenomena yang diminati dan menghasilkan
pengetahuan yang lebih lanjut tentang fenomena tersebut.
Studi kasus bergantung pada tahap peningkatan pengetahuan
mengenai topik yang diteliti. Keputusan desai menjadi semakin ketat saat kita
berlanjut pada tahap eksploratif, dimana kita berusaha mengeksplorasi bidang
penelitian organisasi yang baru ke tahap deskriptif; kita mencoba menjelaskan
karakteristik tertentu dari fenomena yang menjadi pusat perhatian ke tahap
pengujian hipotesis; menguji apakah hubungan yang diperkirakan memang terbukti
dan jawaban atas penyataan penelitian telah diperoleh. Berikut tahap – tahap
nya secara rinci :
1.
Studi ekspolaratif (exploratory study)
Studi
ekspolaratif dilakukan jika tidak banyak yang diketahui mengenai situasi yang
dihadapi atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau
isu penelitian yang mirip diselesaikan di masa lalu. Dalam kasus tersebut,
studi awal yang ekstensif perlu dilakukan untuk mendapatkan keakraban dengan
fenomena situasi, dan memahami apa yang terjadi sebelum kita membat sebuah
model dan menyusun desain ketat untuk investigasi menyeluruh.
2.
Studi
deskriptif (descriptive study)
Studi deskriptif dilakukan
untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel
yang diteliti dalam suatu situasi. Cukup sering, studi deskriptif dilakukan di
organisasi untuk mempelajari dan menjelaskan karakteristik sebuah kelompok
karyawan, misalnya usia, tingkat pendidikan, status kerja, dan lama kerja orang
Hispanik atau Asia, yang bekerja dalam sistem..
3.
Pengujian
hipotesis (hypothesis testing)
Yang termasuk dalam pengujian hipotesis, biasanya
menjelaskan sifat hubungan tertentu, atau menentukan perbedaan antarkelompok
atau kebebasan (independensi) dua atau lebih faktor dalam suatu situasi.
Studi
deskriptif yang menampilkan data yang bermakna membantu dalam :
Ø
Memahami karakteristik sebuah kelompok dalam situasi
tertentu.
Ø
Memikirkan secara sistematis mengenai berbagai aspek
dalam situasi tertentu.
Ø
Memberikan gagasan untuk penyelidikan dan penelitian
lebih lanjut.
Ø
Membuat keputusan tertentu yang sederhana (seperti berapa
banyak dan jenis orang seperti apa yang sebaiknya ditransfer dari satu
departemen ke departemen
lainnya).
4.
Analisis
Studi kasus
Studi kasus meliputi analisis kontekstual dan mendalam
terhadap hal yang berkaitan dengan situasi serupa dalam organisasi lain.
Tetapi, studi kasusu yang bersifat kualitatif berguna dalam menerapkan solusi
pada masalah terkini berdasarkan pengalaman pemecahan masalah di masa lalu. Hal
tersebut juga berguna untuk memahami fenomena tertentu dan menghasilkan teori
lebih lanjut untuk pengujian empiris.
5.
Tinjuan
Tujuan Studi
Dalam
studi eksploratif, peneliti pada dasarnya berminat untuk menyelidiki
faktor-faktor situasional untuk memperoleh pengertian mengenai karakteristik
fenomena yang diteliti. Studi
eksploratif tidak dilakukan jika karakteristik atau fenomena yang tampak dalam
sebuah situasi diketahui eksis, dan seseorang ingin mampu menjelaskannya secara
lebih baik dengan memberikan riwayat mengenai faktor terkait.
JENIS INVESTIGASI : KAUSAL VS KORELASIONAL
Manajer harus menentukan apakah
yang diperlukan adalah studi kausal (causal study) atau korelasional (correlational)
untuk menemukan jawaban atas persoalan yang dihadapi. Yang pertama dilakukan
adalah menentukan hubungan sebab-akibat yang definitif. Tetapi, jika yang
diingankan oleh manajer adalah sekedar identifikasi faktor-faktor penting yang
berkaitan dengan masalah, maka studi korelasional dipilih. Studi di mana
peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah disebut studi kausal (causal
study) dan jika peneliti berminat untuk menemukan variabel penting yang
berkaitan dengan masalah, studi tersebut disebut studi korelasional (correlational study).
TINGKAT INTERVENSI PENELITI TERHADAP STUDI
Tingkat intervensi peneliti
terhadap arus kerja normal di tempat kerja mempunyai keterkaitan langsung
dengan pilihan studi yang dilakukan, kausal atau korelasional. Studi korerasional
dilakukan dalam lingkungan alami organisasi dengan intervensi minimum oleh
peneliti dan arus kerja yang normal.
Dalam studi yang dilakukan untuk
hubungan sebab-akibat, peneliti mencoba untuk memanipulasi variabel tertentu
untuk mempelajari akibat manipulasi tersebut pada variabel terikat yang
diteliti. Dengan kata lain peneliti, peneliti sengaja mengubah variabel
tertentu dalam konteks dan mengintervensi peristiwa sejauh peristiwa tersebut
terjadi secara normal dalam organisasi
Tingkat intervensi peneliti bergantung pada apakah
studi yang dilakukan korelasional atau kausal dan juga pentingnya menentukan
hubungan kausal yang melebihi semua tingkat keraguan. Sebagian besar masalah
organisasi jarang membutuhkan studi kausal. Dalam semua kasus, intervensi
peneliti menjadikan perubahan dalam situasi yang mana studi kausal jarang
dilakukan, kecuali dalam beberapa bidang penelitian.
SITUASI STUDI : DIATUR DAN TIDAK DIATUR
Penelitian
organisasi dapat dilakukan dalam lingkungan yang alami, dimana pekerjaan
berproses secara normal (yaitu dalam situasi tidak diatur) atau dalam keadaan artifisial dan diatur.
Studi korelasional selalu dilakukan dalam situasi tidak diatur, sedangkan
kebanyakan studi kausal yang ketat dilaksanakan dalam situasi yang diatur. Studi
korelasional yang dilakukan dalam organisasi disebut studi lapangan. Studi
yang dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat menggunakan lingkungan
alami yang sama, dimana karyawan berfungsi secara normal disebut eksperimen lapangan. Eksperimen yang
dilakukan untuk menentukan hubungan sebab-akibat yang melampaui kemungkinan
dari dugaan yang meragukan dalam pembuatan sebuah lingkungan yang artifisial
dan teratur, dimana semua faktor yang tidak berhubungan dikontrol dengan ketat.
Subjek yang sama dipilih dengan hati-hati untuk merespon stimuli tertentu yang
dimanipulasi. Studi tersebut dianggap sebagai eksperimen lab (lab experiment).
UNIT ANALISIS : INDIVIDUAL, PASANGAN, KELOMPOK,
ORGANISASI, KEBUDAYAAN
Unit analisis merujuk pada tingkat
kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya. Jika
misalnya, pernyataan masalah berfokus
pada bagaimana meningkatkan tingkat motivasi karyawan secara umum, maka
kita memperhatikan individu karyawan organisasi dan harus menemukan apa yang
bisa dilakukan untuk meningkatkan motivasi mereka maka ini yang disebut individu (individual). Jika peneliti berminat mempelajari interaksi dua
orang, maka beberapa kelompok yang terdiri dari dua orang atau dikenal sebagai pasangan
menjadi unit analisis. Tetapi jika pernyataan masalah berkaitan dengan
efektivitas kelompok, maka unit analisis adalah pada tingkat kelompok.
Bila kita membandingkan departemen yang berbeda dalam organisasi, maka
analisis data akan dilakukan pada tingkat departemen. Karena itu, individu di
dalam departemen akan diperlakukan sebagai satu unit – dan perbandingan dibuat
dengan memperlakukan departemen sebagai unit analisis.
HORISON
WAKTU (STUDY CROSS-SECTIONAL DAN STUDY
LONGITUDYNAL)
Study
One- Shot Atau Cross-Sectional
Study one-shot atau cross-sectional merupakan studi
yang dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama
periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian.
Study
Longitudinal
Tetapi jika peneliti ingin mempelajari orang atau fenomena
pada lebih dari satu batas waktu dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian
disebut study longitudinal. Misalnya peneliti mungkin ingin
mempelajari perilaku karyawan, sebelum dan sesudah pergantian manajemen puncak,
untuk mengetahui pergantian tersebut.
TINJAUAN
UNSUR-UNSUR DESAIN PENELITIAN
Bagian ini menyimpulkan pembahasan
mengenai isu desain dasar yang terkait dengan tujuan studi, jenis investigasi,
tingkat intervensi peneliti, keadaan study, unit analisis, dan horizon waktu. Peneliti
akan menentukan keputusan yang tepat untuk dibuat dalam desain studi
berdasarkan definisi masalah, tujuan penelitian, tingkat keketatan yang diinginkan, serta pertimbangan biaya. Desain
penelitian yang ketat yang mungkin memerlukan biaya lebih tingi perlu jika
hasil studi sangat penting untuk membuat keputusan penting dalam memengaruhi
kelangsungan organisasi dan keberadaan
sebagian besar anggota sistem.
Desain penelitian yang ketat yang
mungkin menuntut biaya lebih tingi adalah perlu jika hasil studi sangat penting
untukmembuat keputusan penting untuk mempengaruhi kelangsungan organisasi dan
atau keberadaan sebagian besar anggota sistem.
IMPLIKASI
MANAJERIAL
Manajer berada dalam posisi untuk
menimbang kepentingan masalah yang dialami dan memutuskan jenis desain seperti
apa yang dapat memberikan hasil yang bisa diterima dalam cara yang efisien. Pengetahuan
mengenai permasalahan penelitian membantu manajer untuk memahami apa yang
dilakukan oleh peneliti. Manajer harus membuat satu keputusan penting sebelum
memulai studi yang berkaitan dengan bagaimana keterkaitan studi seharusnya.
Mengetahui bahwa desain penelitan yang lebih ketat memakan sumber daya lebih
banyak, manajer berada dalam posisi untuk memperhatikan masalah yang dialami
dan memutuskan jenis desain seperti apa yang dapat memberikan hasil yang bisa
diterima dalam cara yang efisien.
Pengetahuan
mengenai interkoneksi diantara beragam aspek pada desain penelitian membantu
manajer memutuskan studi yang paling efektif, setelah mempertimbangkan sifat
dan besarnya masalah yang dihadapi, dan jenis solusi yang diharapkan.
0 komentar:
Posting Komentar