BAGAIMANA
MENGUKUR VARIABEL
Dalam menguji
hipotesis bahwa keanekaragaman di tempat kerja memengaruhi efektivitas
organisasi, peneliti harus mengukur keragaman tenaga kerja dan efektivitas
organisasi. Pengukuran adalah penempatan nomor atau symbol lain dengan
karakteristik (atau atribut) dari sifat objek dengan aturan yang spesifik.Atribut
objek dapat diukur secara fisik melaui instrumen kalibrasi tanpa menimbulkan masalah
pengukuran. Pengukuran atribut yang lebih abstrak dan subyektif rupanya lebih
sulit.
OPERASIONALISASI
DARI VARIABEL
Salah satu teknik
yakni mengurangi gagasan yang abstrak atau konsep untuk perilaku atau
karakteristik yang dapat diobservasi. Pereduksian konsep abstrak sehingga dapat
diukur secara nyata atau berwujud disebut operasionalisasi konsep.
Operasionalisasi
dilakukan dengan tinjauan pada dimensi tingkahlaku atau properti yang dimiliki
oleh konsep tersebut. Konsep tersebut diterjemahkan ke dalam elemen-elemen yang
dapat diukur sehingga dapat dikembangkan sebuah indeks pengukuran dari konsep
tersebut.
Tahapan-tahapan operasionalisasi
yakni:
- Menemukan definisi dari
gagasan yang ingin diukur.
- Memikirkan isi dari
pengukuran yaitu instrument (satu atau beberapa item atau pertanyaan)
sebagai pengukuran aktual dari konsep yang ingin diukur untuk pengembangan.
Kemudian, format respon dibutuhkan.
- Menilai keabsahan dan
keandalan dari skala pengukuran.
Oprasionalisasi
: Dimensi dan elemen
Sebuah contoh
konsep yang memiliki lebih dari satu dimensi adalah agresi. Agresi memiliki
dua dimensi;agresi verbal dan agresi fisik. Karena itu agresi termasuk perilaku
seperti berteriak dan mengumpat ke orang (agresi verbal), juga melempar benda,
memukul tembok, dan melukai orang lain secara fisik (agresi fisik). Pengukuran yang valid tentang agresi harus
memasukkan item yang mengukur agresi verbal dan agresi fisik. Pengukuran yang
hanya memasukkan item agresi verbal atau hanya memasukkan item agresi fisik
tidak akan valid jika tujuan peneliti adalah mengukur agresi. Pengukuran yang
valid memasukkan pertanyaan kuantitatif yang dapat diukur atau item yang dapat
merepresentasikan asal atau keseluruhan konsep .Jika konsep memiliki lebih dari
satu asal atau dimensi, maka peneliti harus yakin bahwa pertanyaan atau item
yang merepresentasikan dimensi ini dimasukkan dalam pengukuran.
Operasionalisasi
( Multidimensional) Konsep Motivasi Berpencapaian
Misalkan peneliti
tertarik untuk membangun hubungan antara gender dengan motivasi berpencapaian.
Peneliti harus mengukur baik gender maupun motivasi berpencapaian. Mengukur
gender tidak akan sulit, namun mengukur motivasi berpencapaian akan cukup
sulit, karena konsep ini abstrak dan subjektif secara alamiah. Untuk Alasan ini
peneliti harus menduga motivasi berpencapaian dengan mengukur dimensi perilaku,
aspek atau karakteristik yang diharapkan akan ditemukan pada orang dengan
motivasi berpencapaian yang tinggi. Tanpa mengukur dimensi ini peneliti tidak
akan sampai pada kesimpulan hubungan gender dan motivasi berpencapaian.
Setelah menentukan
konsep, langkah selanjutnya dari pengukuran konsep yang abstrak seperti
motivasi berpencapaian adalah dengan menelaah literatur untuk mencari
pengukuran – pengukuran yang ada untuk objek tersebut.
Manfaat Penggunaan skala
pengukuran yang sudah ada sebagai berikut:
1. Menghemat banyak waktu dan energi.
2. Memungkinkan peneliti untuk
memeriksa penemuan peneliti lain dan membangun penelitian diatas penelitian
lain.
Karena itu, saat peneliti ingin
mengukur sesuatu dan menggunakan pengukuran tersebut peneliti harus melihat
apakah hal tersebut sudah pernah diukur atau belum. Peneliti harus
mendokumentasikan penggunaan skala pengukuran yang sudah ada dengan tepat.
Dimensi
dan Elemen Motivasi Pencapaian
Apa saja dimensi
perilaku, aspek, atau karakteristik yang peneliti perkirakan ada pada orang yang
memiliki motivasi pencapaian yang tinggi? Mereka mungkin mempunyai
karakteristik dibawah ini, yang disebut dimensi:
a. Mereka dikendalikan oleh
pekerjaan. Mereka akan bekerja sepanjang hari untuk mendapatkan kepuasan atas pencapaian
dan kesempurnaan.
b. Banyak dari mereka umumnya
tidak memiliki hasrat untuk bersantai dan memberikan perhatiannya pada
aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
c.
Karena
mereka selalu ingin mencapai dan menyelesaikan, mereka akan memilih untuk
bekerja sendiri dibanding bekerja dengan orang lain.
d. Dengan pikiran dan hati yang
tertuju pada pencapaian dan pencapaian, mereka akan cenderung terikat pada
pekerjaan yang lebih menantang.
e. Mereka akan tertarik untuk
mengetahui bagaimana perkembangan mereka dalam pekrjaan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang dengan
motivasi pencapaian yang tinggi akan menggerakkan diri sendiri untuk tekun
bekerja, susah merasa rileks, lebih suka bekerja sendiri, memilih pekerjaan
yang menantang, dan mengharapkan umpan balik.
·
Elemen Dimensi 1
Kita
dapat menjelaskan perilaku seseorang yang digerakkan oleh pekerjaan. Orang
semacam itu akan (1) bekerja sepanjang waktu, (2) enggan untuk tidak masuk
kerja, (3) tekun, bahkan dalam menghadapi sejumlah kemunduran. Tipe perilaku
tersebut bisa diukur. Misalnya, kita dapat menghitung jumlah jam yang karyawan
gunakan untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan selama jam
kerja, di luar jam kerja di tempat kerja, dan di rumah di mana sangat mungkin
mengerjakan pekerjaan yang belum selesai. Dengan demikian, jumlah jam yang
diberikan untuk pekerjaan akan menjadi sebuah indeks yang mengungkapkan
seberapa pekerjaan “menggerakkan” mereka.
·
Elemen Dimensi 2
Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat
diukur dengan mengajukan pertanyaan seperti :
1.
Berapa
sering anda memikirkan pekerjaan ketika tidak sedang berada di tempat kerja ?
2.
Apa
hobi anda ?
3.
Bagaimana
anda menghabiskan waktu ketika tidak di tempat kerja ?
Mereka
yang dapat bersantai akan menunjukkan bahwa biasanya tidak memikirkan pekerjaan
atau tempat kerja ketika di rumah, menghabiskan waktu melakukan hobi, menikmati
aktivitas saat senggang, serta menggunakan waktu libur bersama keluarganya,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau budaya, dan lainnya. Jadi, kita bisa
menempatkan karyawan pada sebuah kesatuan yang membentang dari mereka yang
sangat dapat bersantai ke yang sedikit bersantai. Dimensi ini kemudian juga
bisa diukur.
·
Elemen Dimensi 3
Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak
sabar terhadap orang yang tidak efektif dan enggan bekerja dengan orang lain.
Meskipun orang bermotivasi pencapaian dalam organisasi mungkin sangat tinggi
dalam kecenderungan tersebut, ada kemungkinan orang di organisasi yang tidak memiliki motivasi pencapaian.
Orang pada kategori terakhir, bukannya tidak efektif, entah dalam diri mereka
sendiri atau menurut orang lain, dan mungkin cukup ingin untuk bekerja dengan
hampir semua orang. Jadi, ketidaksabaran terhadap ketidakefektifan juga bisa
diukur dengan mengamati perilaku.
·
Elemen Dimensi 4
Ukuran
seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bisa diperoleh dengan
bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Sejumlah deskripsi
pekerjaan yang berbeda dapat diberikan-beberapa mewakili pekerjaan yang
bersifat rutin dan lainnya dan mengandung gradasi tantangan tertentu di
dalamnya. Preferensi karyawan terhadap jenis pekerjaan yang berbeda kemudian
dapat ditempatkan pada suatu kesatuan yang membentang dari yang memilih
pekerjaan cukup rutin ke yang memilih pekerjaan dengan tantangan yang kian
sulit.
·
Elemen Dimensi 5
Dengan
menelusuri seberapa sering individu mencari umpan balik dari orang lain selama
periode waktu tertentu-katakanlah, beberapa bulan-karyawan bisa kembali
ditempatkan dalam suatu kesatuan yang membentang dari mereka yang sangat sering
mencari umpan balik hingga yang tidak pernah mengharapkan umpan balik dari
siapapun pada waktu apapun.
Kegunaannya adalah
bahwa orang lain bisa menggunakan ukuran serupa, sehingga memungkinkan
pengulangan atau peniruan (replicability). Tetapi, perlu disadari bahwa semua
definisi operasional sangat mungkin (1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen
penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau mengkonsepkannya, dan (2)
menyertakan beberapa segi yang tidak relevan, yang secara keliru dianggap
relevan.
Mendefinisikan
konsep secara oprasional adalah cara terbaik untuk mengukurnya. Tetapi
benar-benar mengobservasi dan memperhitungkan seluruh perilaku individu dalam
cara tertentu, bahkan jika hal tersebut cukup praktis, akan terlalu sulit
dilakukan dan memakan waktu. Jadi, daripada benar-benar mengobservasi perilaku
individu,peneliti bisa meminta mereka
menceritakan pola perilaku mereka sendiri dengan mengajukan pertanyaan tepat yang bisa
direspon pada skala tertentu yang telah disusun.
Apa
Yang Tidak Termasuk Operasionalisasi
Definisi
operasional tidak menjelaskan korelasi konsep. Misalnya, kesuksesan kinerja
tidak dapat menjadi sebuah dimensi dari motivasi pencapaian, meskipun demikian,
seseorang yang bermotivasi sangat munkin memenuhi hal tersebut dalam ukuran
yang tinggi. Dengan demikian, motivasi pencapaian dan kinerja dan/atau
kesuksesan mungkin berkorelasi tinggi, tetapi kita tidak mengukur level
motivasi seseorang melalui kesuksesan dan kinerja. Secara lebih rinci,
seseorang dengan motivasi pencapaian tinggi bisa saja gagal karena suatu
alasan, yang mungkin diluar kendalinya untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
sukses. Dengan demikian, jika peneliti menilai motivasi pencapaian orang
tersebut dengan kinerja sebagai ukuran, peneliti akan mengukur konsep yang
salah.
Mendefinisikan
sebuah konsep secara oprasional tidak meliputi penguraian alasan, latar
belakang,konsekuensi, atau korelasi konsep. Sampai tingkat tertentu menjelaskan
karakteristik yang dapat diobservasi agar konsep dapat diukur. Penting untuk
mengingat hal ini, kerena jika peneliti mengoprasionalkan konsep secara tidak
tepat atau mengacukannya dengan konsep lain, peneliti tidak akan memperoleh
ukuran yang valid.
Tinjauan
Operasionalisasi
Operasionalisasi
penting untuk mengukur konsep abstrak seperti hal-hal yang biasanya berkaitan
dalam wilayah subjektif seperti perajektif perasaan dan sikap. Variabel yang
lebih objektif seperti usia atau tingkat edukasi mudah untuk diukur melalui
pertanyaan langsung,sederhana,dan tidak perlu didefinisikan secara oprasional.
Untungnya ukuran untuk banyak konsep yang relevan dengan konteks organisasi
telah disusun oleh peneliti.nal
DIMENSI
INTERNASIONAL DARI OPERASIONALISASI
Dalam melakukan
penelitian transnasional, penting untuk mengingat bahwa variabel tertentu
memiliki arti dan konotasi yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Misalnya,
istilah “cinta” yang memunculkan beberapa penafsiran pada budaya yang berbeda
dan memiliki paling sedikit 20 interpretasi yang berbeda di bebepaa negara. Demikian
pula, konsep “pengetahuan” sama dengan “jnana” di beberapa budaya Timur dan
ditafsirkan sebagai “realisasi Maha Kuasa” Oleh karena itu, bijaksana bagi para
peneliti yang berasal dari suatu negara yang berbicara dengan bahasa yang
berbeda untuk merekrut bantuan ahli - ahli lokal untuk mengoperasionalkan
konsep tertentu saat melakukan penelitian silang budaya.
ijin share yah kak
BalasHapuscek kuota axis