Rabu, 01 Januari 2014

DATABASE MANAGEMENT SYSTEM

Gambaran Umum File Datar Versus Pendekatan Basis Data
Setiap huruf menunjukkan satu atribut data atau field, satu record, atau seluruh file. Perhatikan juga bahwa elemen data B terdapat dalam semua file pengguna. Ini disebut redundansi data, yang menjadi penyebab utama dari masalah-masalah mamajemen data yang penting dalam tiga bidang: penyimpanan data, pembaruan data, dan kekinian informasi. Setiap bidang ini, dan masalah yang keempat, ketergantungan data tugas, yang tidak langsung berkaitan dengan redundansi data, akan dijelaskan dalam bab ini.
Flat file merupakan model dengan perspektif tunggal yang mencirikan sistem warisan (legacy system) dimana file-file data distrukturisasi, diformat dan diatur agar sesuai kebutuhan spesifik pemakai. Masalah operasional yang melekat dalam pendekatan flat file yang akhirnya melahirkan konsep database.
Penyimpanan Data
Bab 1 menunjukkan bahwa sistem informasi yang efisien hanya satu kali menagkap dan menyimpan data dan membuatnya tersedia ke semua pengguna yang membutuhkannya. Dalam lingkungan file datar, hal ini tidak mungkin terjadi.
Perbaruan Data
Organisasi memiliki banyak sekali data yang disimpan dalam file induk dan file referensi yang memerlukan pembaruan berkala agar mencerminkan perubahan operasional dan ekonomi.
Kekinian Informasi
Berbeda dengan masalah melakukan update beberapa adalah masalah gagal untuk memperbarui file dari semua pengguna terpengaruh oleh perubahan. Jika pesan update yang tidak benar disebarkan, maka beberapa pengguna mungkin tidak merekam perubahan dan akan melakukan tugas dan membuat keputusan berdasarkan data ketinggalan jaman.
Ketergantungan Data Tugas
Masalah lain dengan pendekatan flat file adalah ketidakmampuan pengguna untuk memperoleh informasi tambahan sebagai perubahan kebutuhan nya. Masalah ini disebut tugas-data ketergantungan. Setiap informasi pengguna dibatasi oleh data bahwa ia memiliki dan mengontrol.
Elemen Lingkungan Basis Data
Pengguna
Pengguna mengakses basis data dalam dua cara. Pertama, akses tersebut dapat dicapai melalui program-program pengguna yang disiapkan oleh professional sistem. Kedua melalui permintaan langsung, yang tidak memerlukan program-program formal dari pengguna.
Sistem Manajemen Basis Data
Elemen kedua dari pendekatan basis data adalah sistem manajemen basis data. DBMS menyediakan lingkungan yang terkontrol untuk membantu (atau mencegah) pengguna mengakses basis data. Setiap model DBMS menyelesaikan tujuan-tujuan berbeda, namun beberapa fitur khas termasuk: (1) Program pembangunan, (2) Backup dan pemulihan, (3) Penggunaan database pelaporan dan (4) Akses database.
Data Definisi Bahasa
Data definisi bahasa (DDL) adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mendefinisikan database fisik ke DBMS. Definisi ini mencakup nama-nama dan hubungan dari semua elemen data, catatan, dan file yang merupakan database. DDL mendefinisikan database pada tiga tingkat yang disebut views: pandangan internal, pandangan konseptual (skema), dan tampilan pengguna (subschema)
Bahasa Manipulasi Data
Bahasa manipulasi data adalah bahasa pemrograman kepemilikan yang digunakan oleh DBMS tertentu untuk mengambil, memproses, dan menyimpan data.
Bahasa Permintaan Data
Bahasa permintaan data dari IBM telah menjadi bahasa query standar untuk DBMS mainframe dan mikrokomputer. SQL merupakan bahasa generasi keempat dan bahasa nonprocedural dengan banyak perintah yang memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengambil dan memodifikasi data dengan mudah.
Administrator Basis Data
DBA bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya basis data. Penggunaan basis data secara bersama-sama oleh banyak pengguna memerlukan koordinasi, peraturan, dan petunjuk untuk melindungi integritas basis data.

A.      Model Basis Data Relasional
Sistem disebut relasional jika:
1.       Menyajikan data dalam bentuk tabel dua dimensi
2.       Mendukung fungsi - fungsi aljabar relasional yaitu batasi, proyeksikan dan gabungan.
Meskipun batasi, proyeksikan dan gabungan bukan merupakan serangkaian fungsi lengkap, ini adalah subrangkaian yang mencukupi untuk kebanyakan kebutuhan informasi bisnis.
Konsep Basis Data Relasional
1.       Entitas, Pemunculan dan Atribut. Entitas adalah segala sesuatu yang digunakan oleh organisasi untuk menagkap data. Pemunculan gigunakan untuk mendeskripsikan jumalh contoh atau record yang berkaitan dengan entitas tertentu. Atribut adalah elemen data yang mendefinisikan entitas.
2.       Asosiasi dan Kardinalitas. Garis berlabel yang menghubungkan dua entitas dalam model data mendeskripsikan sifat asosiasi di antara mereka. Kardinalitas adlah derajat asosiasi di antara dua entitas.
3.       Tabel Basis Data Fisik. Tabel basis data fisik dibentuk dari model data, di mana setiap entitas dalam model ditransformasikan ke tabel fisik yang terpisah.
4.       Hubungan Antara Tabel-Tabel Relasional. Tabel-tabel yang berhubungan secara logis harus terhubung secara fisik untuk mencapai asosiasi yang dideskripsikan dalam model data.
5.       Tampilan Pengguna. Didefinisikan sebagai serangkaian data yang dilihat oleh pengguna tertentu. Tampilan bisa bersifat digital atau fisik, namun semuanya berasal dari tabel basis data.
Anomali Basis Data
1.       Anomali Pembaruan, dihasilkan dari redundansi data (data yang berlebihan) dalam tabel yang tidak dinormalisasi.
2.       Anomali Sisipan, Untuk menunjukkan damapk anomaly penyisipan, asumsikan bahwa seorang pemasok telah memasuki pasar.
3.       Anomali Penghapusan, melibatkan penghapusan yang tidak disengaja atas data dalam tabel.
Peraturan Normalisasi Data
        Proses normalisasi yang memeriksa ketergantungan penyebab anomaly secara formal disebut kelompok berulang, ketergantungan parsial, dan ketergantungan transitif. Dengan kata lain, eliminasi ketiga anomaly ini melibatkan sebuah proses yang secara sistematis memecah tabel-tabel kompleks menjadi tabel yang relative kecil yang memenuhi dua kondisi:
1.       Semua atribut nonkunci dalam tabel itu bergantung pada kunci primer.
2.       Semua atribut nonkunci tidak bergantung pada atribut nonkunci lainnya.
Akuntan dan Normalisasi Data
        Normalisasi basis data merupakan seluruh masalah teknis yang biasanya menjadi tanggung jawab seorang ahli atau professional sistem. Namun demikian, normalisasi basis data memiliki implikasi untuk pengendalian internal yang menjadi perhatian akuntan juga.
B.      Mendesain Basis Data Relasional
          Bagian ini membahas langkah-langkah yang terkait dalam pembuatan basis data rasional. Bgaian awal biasanya mencakup banyak pekerjaan yang mengidentifikasi secara terperinci elemen - elemen utama dari sistem yang dikembangkan. Dengan latar belakang ini, ada enem tahap utama dalam desain basis data.
1.       Mengidenfikasikan entitas, mencangkup analisis peraturan bisnis dan kebutuhan informasi dari semua pengguna.
2.       Membuat model data yang menunjukkan asosiasi entitas, mencangkup peraturan bisnis.
3.       Menambahkan kunci primer dan atribut ke model, Analis harus memilih kunci primer yang secara logis mendefinisikan atribut nonkunci dan secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan dalam entitas dan setiap atribut harus muncul secara langsung atau tidak langsung dalam satu atau beberapa tampilan pengguna.
4.       Menormalisasi model data dan menambahkan kunci luar, menyajikan model data yang dinormalisasi.
5.       Membuat basis data fisik, menghubungkan tabel-tabel dengan garis putus-putus.
6.       Menyiapkan tampilan pengguna, memungkinkan perancang sistem untuk menciptakan tampilan pengguna dengan mudah dari tabel.
C.      Basis Data Dalam Lingkungan Terdistribusi
          Dalam hal ini, perencana sistem memiliki dua pilihan dasar; basis data dapat disentralisasikan atau dapat didistribusikan. Basis data terdistribusi memiliki dia ketegori; basis data teepartisi dan tereplikasi.
Basis Data Tersentralisasi
          Berdasarkan pendekatan basis data tersentralisasi, pengguna dari jarak jauh mengirim permintaan melalui terminal untuk data yang terdapat di situs sentral, yang memproses permintaan dan mengirimkan data kembali ke pengguna
Basis Data Terdistribusi
Basis data terdistribusi dapat didistribusikan dengan menggunakan teknik partisi atau replikasi.
1.       Database Partisi Pendekatan database partisi membagi database sentral dalam segmen-segmen atau partisi yang didistribusikan ke para pemakai utama mereka. Keunggulan pendekatan ini adalah:
o     Kontrol terhadap pemakai ditingkatkan karena data disimpan dalam situs-situs lokal.
o     Waktu tanggap pemrosesan transaksi diperbaiki dengan mengizinkan lokal mengakses data dan mengurangi volume data yang harus ditransmisi di antara situs.
o     Database partisi dapat mengurangi potensi kehancuran. Dengan menempatkan data di beberapa situs, hilangnya sebuah situs tidak akan menghapus semua data yang diproses oleh organisasi.
2.       Database Replikasi Pada sebagian organisasi, seluruh database dibuat tiruannya di setiap situs. Database replikasi efektif untuk perusahaan-perusahaan yang tingkat pemakaiannya bersama untuk data-data yang tinggi tetapi tidak ada pemakai utama. Karena data yang sama dibuat tiruannya di setiap situs, lalu lintas data di antara situs banyak berkurang.
                Pembenaran pertama untuk sebuah database replikasi adalah untuk mendukung query-query hanya untuk dibaca (read only queries). Dengan data yang ditiru (direplikasi) untuk setiap situs, akses data untuk tujuan bertanya dipastikan, selain untuk penguncian dan penundaan karena lalu lintas jaringan diminimalkan.
Pengendali Bersamaan
          Pengendali bersamaan adalah hadirnya data yang lengkap dan akurat di semua situs. Para perancang sistem harus menggunakan metode-metode untuk memastikan bahwa transaksi yang diproses di setiap situs secara akurat dicerminkan dalam basis data di situs-situs lainnya. Metode yang biasa digunakan untuk pengendali bersamaan adalah dengan membuat urutan transaksi dengan time-stamping (pemberian cap waktu)
Basis Data Terdistribusi dan Akuntan
          Keputusan untuk mendistribusikan basis data adalah keputusan yang harus dipikirkan dengan baik. Ada banyak masalah dan pertukaran yang harus dipertimbangakn. Sebagian pertanyaan paling dasar antara lain:
·         Apakah data harus diorganisasikan secara terpusat atau terdistribusi?
·         Jika yang diinginkan adalah distribusi data, basis data harus direplikasi atau dipartisis?
·         Jika direplikasi, basis data harus direplikasi seluruhnya atau sebagain saja yang direplikasi?
·         Jika basis data akan dipartisi, bagaimana segmen-segmen data harus dialokasikan di antara situs?

1 komentar: